www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
Pengkhotbah / Ecclesiastes / 전도서
1234567891011
- 12 -
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
(sambungan dari) 11:9 - 12:8 = Nasihat bagi pemuda-pemudi
(1) Ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu, sebelum tiba hari-hari yang malang dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
(1) Ingatlah pada Penciptamu selagi engkau muda, sebelum tiba tahun-tahun penuh sengsara. Pada masa itu engkau akan berkata, "Hidupku tidak bahagia."
(1) [Masalah Pada Usia Tua] Ingatlah Penciptamu semasa engkau muda, sebelum masa-masa buruk datang — sebelum tahun-tahun datang apabila engkau mengatakan, “Aku telah menyia-nyiakan hidupku.”
(2) sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
(2) Bila tiba saat itu matamu tak lagi terang, sehingga pudarlah sinar surya, bulan dan bintang. Awan mendung pembawa hujan, tetap menyertaimu bagai ancaman.
(2) Ingatlah Penciptamu ketika engkau muda, sebelum tiba waktunya matahari, bulan, dan bintang menjadi gelap bagimu. Dan masalah terus-menerus datang seperti badai disusul badai lainnya.
(3) pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
(3) Lenganmu gemetar dan tak lagi memberi perlindungan. Kakimu yang kekar akan goyah tanpa kekuatan. Gigimu tidak lengkap untuk mengunyah makanan. Matamu kabur sehingga menyuramkan pandangan.
(3) Pada waktu itu, tanganmu akan kehilangan tenaganya. Kakimu menjadi lemah dan bengkok. Gigimu akan tercabut dan tidak dapat mengunyah makanan. Matamu tidak dapat melihat dengan jelas.
(4) dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
(4) Keramaian di jalan sampai di telingamu dengan samar-samar. Bunyi musik dan penggilingan hampir-hampir tidak terdengar. Engkau tak dapat tidur terlena. Kicauan burung pun membuat engkau terjaga.
(4) Engkau akan sulit mendengar. Engkau tidak mendengar kebisingan di jalan. Bahkan batu penggiling padi-padimu tampaknya tenang bagimu. Engkau tidak dapat mendengar seorang perempuan bernyanyi, tetapi walaupun burung bernyanyi di pagi hari dapat membangunkanmu, karena engkau tidak dapat tidur.
(5) juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi--karena manusia pergi ke rumahnya yang kekal dan peratap-peratap berkeliaran di jalan,
(5) Engkau takut mendaki tempat yang tinggi dan harus berjalan dengan hati-hati. Rambutmu beruban dan kakimu kauseret waktu berjalan. Maka hilanglah segala hasrat dan keinginan. Kita menuju ke tempat tinggal kita yang penghabisan, orang-orang berkabung dan meratap di sepanjang jalan.
(5) Engkau akan takut pada tempat yang tinggi. Engkau takut tersandung oleh benda yang sangat kecil pada jalanmu. Rambutmu menjadi putih seperti bunga pada pohon badam. Engkau memaksa dirimu sendiri seperti belalang bila engkau berjalan. Engkau akan kehilangan hasratmu. Dan kemudian engkau pergi ke rumahmu yang kekal. Orang yang berkabung berkumpul di jalan mengusung mayatmu ke kuburan.
(6) sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
(6) Rantai perak akan putus dan terpisah-pisah; lampu emas jatuh dan pecah; tali timba putus dan rusak; kendi hancur dan terserak-serak.
(6) [Kematian] Ingatlah Penciptamu selama engkau muda, sebelum kalung perak putus, dan mangkuk emas hancur, seperti kendi pecah di sumur, seperti batu penutup sumur pecah dan jatuh ke dalam.
(7) dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya.
(7) Tubuh kita akan kembali, menjadi debu di bumi. Nafas kehidupan kita akan kembali kepada Allah. Dialah yang memberikannya sebagai anugerah.
(7) Tubuhmu berasal dari tanah. Dan apabila engkau mati, tubuhmu kembali ke tanah. Rohmu berasal dari Allah. Dan apabila engkau mati, rohmu kembali kepada-Nya.
(8) Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, segala sesuatu adalah sia-sia.
(8) Kataku, memang semuanya itu sia-sia, semuanya percuma, tak ada artinya.
(8) Segala sesuatu tidak berarti. Guru berkata bahwa semuanya hanyalah membuang-buang waktu.
12:9-14 = Akhir kata
(9) Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal.
(9) Sang Pemikir itu arif dan bijaksana. Sebab itu diajarkannya kepada umat segala pengetahuannya. Banyak amsal dipelajarinya lalu ia menguji kebenarannya.
(9) [Kesimpulan] Guru sangat bijaksana. Ia memakai hikmatnya mengajar orang. Ia belajar sangat hati-hati dan mempersiapkan banyak ajaran tentang hikmat.
(10) Pengkhotbah berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur.
(10) Ia berusaha menemukan kata-kata penghibur, dan kata-kata yang ditulisnya adalah jujur.
(10) Guru berusaha dengan sangat keras menemukan kata-kata yang tepat. Dan dia menuliskan ajaran yang benar dan dapat diandalkan.
(11) Kata-kata orang berhikmat seperti kusa dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku yang tertancap, diberikan oleh satu gembala.
(11) Perkataan orang arif itu seperti tongkat tajam seorang gembala, tongkat yang dipakainya untuk melindungi dombanya. Kumpulan amsal dan nasihat, seperti paku yang tertancap kuat. Semua itu pemberian Allah juga, gembala kita yang satu-satunya.
(11) Kata-kata dari hikmat seperti tongkat yang tajam yang dipakai orang untuk membuat ternaknya berjalan pada jalan yang benar. Ajaran itu seperti pasak kuat yang tidak dapat patah. Ajaran hikmat itu semuanya berasal dari Gembala yang sama.
(12) Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan.
(12) Anakku, tentang satu hal engkau harus waspada. Penulisan buku tak ada akhirnya, dan terlalu banyak belajar melelahkan jiwa dan raga.
(12) Jadi, anakku, pelajarilah ajaran itu, tetapi hati-hatilah dengan buku yang lain. Orang selalu menulis buku-buku, dan belajar terlalu banyak akan membuatmu sangat lelah.
(13) Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.
(13) Sesudah semuanya kupertimbangkan, inilah kesimpulan yang kudapatkan. Takutlah kepada Allah dan taatilah segala perintah-Nya, sebab hanya untuk itulah manusia diciptakan-Nya.
(13) Sekarang apakah yang harus kita pelajari dari yang tertulis dalam buku itu? Yang paling penting yang dapat dikerjakan orang ialah menghormati Allah dan menaati perintah-Nya, karena Allah tahu tentang segala sesuatu yang dilakukan orang — bahkan rahasia pun. Dia tahu tentang semua yang baik dan yang buruk dan Dia akan menghakimi orang atas segala sesuatu yang dilakukannya.
(14) Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat.
(14) Allah akan mengadili segala perbuatan kita; yang baik dan yang buruk, bahkan yang tersembunyi juga.
(14) (12:13)
Pengkhotbah / Ecclesiastes / 전도서
1234567891011
- 12 -