Terjemahan Baru 1974 |
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985
[아가페 쉬운 성경 1994] |
Versi Mudah Dibaca 2006
[English Amplified 2015] |
20:1-29 = Pendapat Zofar, bahwa sesudah kemujuran sebentar, orang fasik akan binasa |
(1) Maka Zofar, orang Naama, menjawab: | (1) Lalu Zofar menjawab, "Hai Ayub, aku merasa tersinggung olehmu, kini aku ingin segera memberi jawabanku. | (1) [Zofar Menjawab Ayub] Kemudian Zofar dari Naama menjawab: |
(2) Oleh sebab itulah pikiran-pikiranku mendorong aku menjawab, karena hatiku tidak sabar lagi. | (2) (20:1) | (2) “Engkau membuat aku bingung, jadi aku harus menjawab engkau. Aku harus mengatakan kepadamu yang kupikirkan. |
(3) Kudengar teguran yang menghina aku, tetapi yang menjawab aku ialah akal budi yang tidak berpengertian. | (3) Kata-katamu itu sungguh menghina, tetapi aku tahu bagaimana menjawabnya. | (3) Engkau menghina aku dengan jawabanmu, tetapi aku bijaksana, aku tahu bagaimana menjawab engkau. |
(4) Belumkah engkau mengetahui semuanya itu sejak dahulu kala, sejak manusia ditempatkan di bumi, | (4) Tetapi tahukah engkau bahwa dari zaman purba, sejak manusia mula-mula ditempatkan di dunia, | (4) Engkau tahu sukacita orang jahat tidak lama bertahan. Hal itu benar selamanya, sejak Adam ditaruh di bumi. Orang yang tidak peduli tentang Allah hanya bersukacita sebentar saja. |
(5) bahwa sorak-sorai orang fasik hanya sebentar saja, dan sukacita orang durhaka hanya sekejap mata? | (5) kegembiraan orang jahat hanya sebentar saja, dan kesenangan orang durhaka sekejap mata? | (5) (20:4) |
(6) Walaupun keangkuhannya sampai ke langit dan kepalanya mengenai awan, | (6) Walaupun kebesarannya sampai ke angkasa, sehingga kepalanya menyentuh mega, | (6) Mungkin kesombongan orang jahat akan sampai ke langit, dan kepalanya menyentuh awan. |
(7) namun seperti tahinya ia akan binasa untuk selama-lamanya; siapa yang pernah melihatnya, bertanya: Di mana dia? | (7) namun ia akan lenyap selama-lamanya, menghilang dari dunia dengan cara yang terhina. Orang-orang yang pernah mengenal dia, akan bertanya, "Hai, ke mana perginya?" | (7) Ia akan lenyap selama-lamanya seperti tubuhnya sendiri tidak berguna. Orang yang mengenalnya mengatakan, ‘Di mana ia?’ |
(8) Bagaikan impian ia melayang hilang, tak berbekas, lenyap bagaikan penglihatan waktu malam. | (8) Ia akan hilang seperti bayangan mimpi, lenyap seperti penglihatan di malam hari. | (8) Seperti mimpi, ia terbang dan tidak ada yang pernah menemukannya. Ia dipaksa pergi dan dilupakan seperti mimpi buruk. |
(9) Ia tidak lagi tampak pada mata yang melihatnya, dan tempat kediamannya tidak melihatnya lagi. | (9) Ia tak tampak lagi oleh mata; ia tak ada lagi di tempat tinggalnya. | (9) Orang yang melihatnya, tidak melihat dia lagi. Keluarganya tidak pernah melihatnya lagi. |
(10) Anak-anaknya harus mencari belas kasihan orang miskin, dan tangannya sendiri harus mengembalikan kekayaannya. | (10) Yang dulu dicurinya dari orang tak punya harus diganti oleh anak-anaknya. | (10) Anak orang jahat akan mengembalikan yang diambilnya dari orang miskin. Tangan orang jahat sendiri harus mengembalikan hartanya. |
(11) Tulang-tulangnya boleh penuh tenaga orang muda, tetapi tenaga itupun akan membaringkan diri bersama dia dalam debu. | (11) Walaupun ia muda dan perkasa, tapi sebentar lagi ia menjadi debu belaka. | (11) Ketika ia masih muda tulangnya masih kuat, tetapi seperti sisa-sisa tubuhnya, mereka segera berbaring dalam tanah. |
(12) Sungguhpun kejahatan manis rasanya di dalam mulutnya, sekalipun ia menyembunyikannya di bawah lidahnya, | (12) Alangkah manis kejahatan dalam mulutnya! Rasanya sayang untuk segera menelannya; sebab itu disimpannya di bawah lidahnya, supaya lama ia menikmatinya. | (12) Kejahatan rasanya manis dalam mulut orang jahat. Ia menaruhnya di bawah lidahnya demi kesenangannya. |
(13) menikmatinya serta tidak melepaskannya, dan menahannya pada langit-langitnya, | (13) (20:12) | (13) Ia tidak mau membiarkannya pergi. Itu seenak manisan dalam mulutnya, |
(14) namun berubah juga makanannya di dalam perutnya, menjadi bisa ular tedung di dalamnya. | (14) Tapi makanan itu berubah di dalam perut, menjadi racun pahit pembawa maut. | (14) tetapi kejahatan menjadi racun dalam perutnya, seperti racun pahit dalam dirinya, seperti racun ular. |
(15) Harta benda ditelannya, tetapi dimuntahkannya lagi, Allah yang mengeluarkannya dari dalam perutnya. | (15) Harta curian yang ditelannya, terpaksa dimuntahkannya; Allah mengeluarkannya dari dalam perutnya. | (15) Orang jahat telah menelan kekayaan, tetapi ia memuntahkannya. Allah membuat orang jahat memuntahkannya. |
(16) Bisa ular tedung akan diisapnya, ia akan dibunuh oleh lidah ular. | (16) Penjahat akan minum racun pembawa bencana, ia akan mati olehnya seperti digigit ular berbisa. | (16) Seakan-akan dia minum racun ular. Dan bisa dari bawah lidah ular membunuhnya. |
(17) Ia tidak boleh melihat batang-batang air dan sungai-sungai yang mengalirkan madu dan dadih. | (17) Tak akan ia menikmati minyak zaitun yang berlimpah, ataupun susu dan madu yang bertumpah ruah. | (17) Kemudian orang jahat tidak senang melihat sungai yang mengalirkan madu dan susu. |
(18) Ia harus mengembalikan apa yang diperolehnya dan tidak mengecapnya; ia tidak menikmati kekayaan hasil dagangnya. | (18) Segala labanya harus dikembalikannya; hasil usahanya tak akan dinikmatinya. | (18) Orang jahat dipaksa mengembalikan hartanya. Ia tidak dibiarkan bersenang-senang atas hasil kerjanya, |
(19) Karena ia telah menghancurkan orang miskin, dan meninggalkan mereka terlantar; ia merampas rumah yang tidak dibangunnya. | (19) Sebab ia menindas dan menterlantarkan orang yang tak punya; ia merampas rumah-rumah yang tidak dibangunnya. | (19) karena ia menyiksa orang miskin dan membiarkannya tanpa sesuatu. Ia mengambil rumah yang dibangun orang lain. |
(20) Sesungguhnya, ia tidak mengenal ketenangan dalam batinnya, dan ia tidak akan terluput dengan membawa harta bendanya. | (20) Karena serakahnya tak mengenal batas, maka ia tak akan menjadi puas. | (20) Orang jahat tidak pernah puas. Hartanya tidak dapat menyelamatkannya. |
(21) Suatupun tidak luput dari pada lahapnya, itulah sebabnya kemujurannya tidak kekal. | (21) Jika ia makan semuanya dihabiskan, sebab itu kemakmurannya tidak bertahan. | (21) Setelah ia kenyang, tidak ada yang tersisa. Keberhasilannya tidak akan berlanjut. |
(22) Dalam kemewahannya yang berlimpah-limpah ia penuh kuatir; ia ditimpa kesusahan dengan sangat dahsyatnya. | (22) Ketika memuncak kemakmurannya, derita dan duka datang menimpanya. | (22) Bahkan ketika miliknya banyak, ia akan tertekan dengan kesusahan. Masalahnya datang kepadanya. |
(23) Untuk mengisi perutnya, Allah melepaskan ke atasnya murka-Nya yang menyala-nyala, dan menghujankan itu kepadanya sebagai makanannya. | (23) Ketika ia sibuk mengisi perutnya, Allah menjadi sangat murka dan menghukumnya. | (23) Jika ia memperoleh semua yang dikehendakinya, Allah akan melemparkan api kemarahan-Nya terhadap orang itu. Allah akan menyerangnya dan menghujaninya dengan hukuman. |
(24) Ia dapat meluputkan diri terhadap senjata besi, namun panah tembaga menembus dia. | (24) Jika ia lari menghindar dari pedang baja, ia akan dilukai panah tembaga. | (24) Mungkin dia melarikan diri dari pedang besi, tetapi panah tembaga akan menembaknya jatuh. |
(25) Anak panah itu tercabut dan keluar dari punggungnya, mata panah yang berkilat itu keluar dari empedunya: ia menjadi ngeri. | (25) Ia kena panah, sehingga luka; ujung panah yang berkilat menembus tubuhnya, maka ketakutan meliputi hatinya. | (25) Panah tembaga menembus semua tubuhnya, dan menikamnya dari punggungnya. Mata panah yang berkilat menembus empedunya, dan dia dikejutkan dengan kekacauan. |
(26) Kegelapan semata-mata tersedia bagi dia, api yang tidak ditiup memakan dia dan menghabiskan apa yang tersisa dalam kemahnya. | (26) Hancurlah segala harta simpanannya; dia beserta seluruh keluarganya dimakan api yang tidak dinyalakan manusia. | (26) Semua harta bendanya akan hilang dalam gelap. Api akan membinasakannya, api yang bukan dinyalakan orang. Api membinasakan segala sesuatu yang tersisa di rumahnya. |
(27) Langit menyingkapkan kesalahannya, dan bumi bangkit melawan dia. | (27) Langit menyingkapkan kejahatannya; bumi bangkit melawan dia. | (27) Langit membuktikan bahwa ia berdosa. Bumi menjadi saksi terhadap dia. |
(28) Hasil usahanya yang ada di rumahnya diangkut, semuanya habis pada hari murka-Nya. | (28) Segala kekayaannya akan musnah, karena luapan amarah Allah. | (28) Rumahnya dan segala sesuatu di dalamnya akan dihanyutkan dalam banjir murka Allah. |
(29) Itulah ganjaran Allah bagi orang fasik, milik pusaka yang dijanjikan Allah kepadanya." | (29) Itulah nasib orang yang durjana, nasib yang ditentukan Allah baginya." | (29) Itulah yang akan dilakukan Allah terhadap orang jahat. Itulah yang direncanakan-Nya untuk diberikan kepada mereka.” |
Ayub (Job) Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca atau klik disini untuk melihat daftar ayat setiap pasal): |
|
|