Terjemahan Baru 1974 |
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985
[아가페 쉬운 성경 1994] |
Versi Mudah Dibaca 2006
[English Amplified 2015] |
32:1-22 = Elihu merasa juga berhak untuk mengemukakan pendapat |
(1) Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar. | (1) Karena Ayub yakin sekali akan kebenaran dirinya, maka ketiga sahabatnya itu pun tak mau menjawab dia lagi. | (1) [Elihu Menambahkan Pendapat] Kemudian ketiga sahabat Ayub berhenti berusaha memberikan jawaban kepada Ayub karena ia yakin bahwa ia benar. |
(2) Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, | (2) Tetapi di situ ada seorang yang bernama Elihu anak Barakheel, seorang keturunan Bus dari kaum Ram. Ia tidak dapat menahan marahnya, karena Ayub membenarkan dirinya sendiri dan mempersalahkan Allah. | (2) Ada orang muda bernama Elihu anak Barakheel. Barakheel keturunan Bus. Elihu dari keluarga Ram. Ia sangat marah karena Ayub masih mengatakan bahwa ia benar — ia benar dan Allah salah. |
(3) dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan. | (3) Ia juga marah kepada ketiga sahabat Ayub itu karena mereka tidak dapat membantah kata-kata Ayub, meskipun mereka mempersalahkannya. | (3) Elihu juga marah terhadap ketiga sahabat Ayub karena mereka tidak dapat menjawabnya dan masih menganggapnya salah. |
(4) Elihu menangguhkan bicaranya dengan Ayub, karena mereka lebih tua dari pada dia. | (4) Elihu orang yang paling muda di antara mereka, sebab itu ia menunggu sampai semuanya selesai berbicara. | (4) Elihulah yang termuda di sana, jadi ia menunggu sampai setiap orang selesai bicara. Kemudian dia merasa sudah dapat mulai berbicara. |
(5) Tetapi setelah dilihatnya, bahwa mulut ketiga orang itu tidak lagi memberi sanggahan, maka marahlah ia. | (5) Setelah melihat bahwa ketiga orang itu tidak dapat menjawab, ia menjadi marah, | (5) Ketika Elihu melihat ketiga sahabat Ayub tidak lagi mengatakan apa-apa, ia menjadi marah. |
(6) Lalu berbicaralah Elihu bin Barakheel, orang Bus itu: "Aku masih muda dan kamu sudah berumur tinggi; oleh sebab itu aku malu dan takut mengemukakan pendapatku kepadamu. | (6) dan berkata demikian, "Aku masih muda, sedangkan kamu sudah tua, sebab itu aku takut dan ragu mengemukakan pendapatku. | (6) Elihu mengatakan, “Aku hanya orang yang muda, dan kamu orang yang tua. Oleh sebab itu, aku takut mengatakan kepada kamu yang ada dalam pikiranku. |
(7) Pikirku: Biarlah yang sudah lanjut usianya berbicara, dan yang sudah banyak jumlah tahunnya memaparkan hikmat. | (7) Pikirku, kamulah yang harus berbicara, yang lebih tua harus membagikan hikmatnya. | (7) Aku berpikir, ‘Orang yang lebih tua harus lebih dahulu berbicara. Mereka telah hidup bertahun-tahun, jadi mereka mengetahui banyak hal.’ |
(8) Tetapi roh yang di dalam manusia, dan nafas Yang Mahakuasa, itulah yang memberi kepadanya pengertian. | (8) Tetapi yang memberi hikmat kepada manusia, hanyalah Roh Allah Yang Mahakuasa. | (8) Roh Allah membuat orang bijaksana. Nafas dari Allah Yang Mahakuasa membuat orang mengerti. |
(9) Bukan orang yang lanjut umurnya yang mempunyai hikmat, bukan orang yang sudah tua yang mengerti keadilan. | (9) Orang menjadi bijak, bukan karena lanjut umurnya; orang mengerti yang benar, bukan karena tinggi usianya. | (9) Bukan hanya orang yang tua yang bijaksana. Bukan hanya mereka yang mengerti apa yang benar. |
(10) Oleh sebab itu aku berkata: Dengarkanlah aku, akupun akan mengemukakan pendapatku. | (10) Sebab itu, dengarkanlah aku; izinkanlah aku mengatakan pendapatku. | (10) Tolong dengarkan aku, dan aku mengatakan pendapatku kepadamu. |
(11) Ketahuilah, aku telah menantikan kata-katamu, aku telah memperhatikan pemikiranmu, hingga kamu menemukan kata-kata yang tepat. | (11) Dengan sabar aku mendengarkan ketika kamu berbicara, dan menanti ketika kamu mencari kata-kata yang bijaksana. | (11) Aku menunggu dengan sabar ketika kamu berbicara. Aku mendengarkan jawaban yang kamu berikan kepada Ayub, ketika kamu mencari kata-kata yang tepat. |
(12) Kepadamulah kupusatkan perhatianku, tetapi sesungguhnya, tiada seorangpun yang mengecam Ayub, tiada seorangpun di antara kamu menyanggah perkataannya. | (12) Kuperhatikan dengan saksama; kudengar kamu menemui kegagalan. Kesalahan dalam kata-kata Ayub tak dapat kamu buktikan. | (12) Aku mendengarkan dengan teliti yang kamu katakan. Tidak ada seorang pun dari kamu mempersalahkan Ayub. Tidak ada seorang pun dari kamu menjawab pendapatnya. |
(13) Jangan berkata sekarang: Kami sudah mendapatkan hikmat; hanya Allah yang dapat mengalahkan dia, bukan manusia. | (13) Bagaimana dapat kamu katakan bahwa hikmat telah kamu temukan? Karena kamu terpaksa menyerah. Yang bisa menjawab Ayub hanyalah Allah. | (13) Kamu bertiga tidak dapat berkata bahwa kamu telah memperoleh hikmat. Allah harus menjawab pendapat Ayub, bukan manusia. |
(14) Perkataannya tidak tertuju kepadaku, dan aku tidak akan menjawabnya dengan perkataanmu. | (14) Kepadamulah Ayub berbicara, dan bukan kepadaku, tetapi aku tak akan memberi jawaban seperti kamu. | (14) Ayub tidak menyampaikan pendapatnya kepadaku. Jadi, aku tidak memakai pendapat yang kamu bertiga katakan. |
(15) Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi, mereka tidak dapat berbicara lagi. | (15) Ayub, mereka bingung dan tak dapat memberi jawaban; tak ada yang dapat mereka katakan. | (15) Mereka telah kehilangan pendapat. Mereka tidak mempunyai sesuatu lagi untuk dikatakan. Mereka tidak mempunyai jawaban lagi. |
(16) Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara, karena mereka berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi? | (16) Mereka berdiri saja, tak dapat berbicara lagi. Haruskah aku menunggu meskipun mereka berdiam diri? | (16) Aku menunggu mereka menjawab engkau, tetapi sekarang, mereka diam. Mereka berhenti berdebat dengan engkau. |
(17) Akupun hendak memberi sanggahan pada giliranku, akupun akan mengemukakan pendapatku. | (17) Tidak, sekarang akan kuberi jawaban; pendapatku akan kusampaikan. | (17) Jadi, sekarang, aku memberikan jawabanku kepadamu. Ya, aku mengatakan pendapatku kepadamu. |
(18) Karena aku tumpat dengan kata-kata, semangat yang ada dalam diriku mendesak aku. | (18) Tak sabar lagi aku menunggu. Tak dapat lagi kutahan kata-kataku. | (18) Banyak yang harus kukatakan, yang harus kucetuskan. |
(19) Sesungguhnya, batinku seperti anggur yang tidak mendapat jalan hawa, seperti kirbat baru yang akan meletup. | (19) Jika aku diam saja, akan pecahlah aku, seperti kantong yang penuh dengan anggur baru. | (19) Aku seperti botol anggur baru yang belum dibuka. Aku seperti kantong kulit anggur yang akan meletup. |
(20) Aku harus berbicara, supaya merasa lega, aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan. | (20) Aku harus berbicara, supaya hatiku tenang; aku harus membuka mulutku dan memberi jawaban. | (20) Aku harus berbicara sehingga aku merasa baik. Aku harus menjawab pendapatmu. |
(21) Aku tidak akan memihak kepada siapapun dan tidak akan menyanjung-nyanjung siapapun, | (21) Tak akan kubela siapa pun dalam sengketa ini dan tak seorang pun akan kupuji-puji. | (21) Aku harus memperlakukan engkau seperti aku memperlakukan orang lain. Aku tidak berusaha mengatakan hal-hal yang baik kepadamu. |
(22) karena aku tidak tahu menyanjung-nyanjung; jika demikian, maka segera Pembuatku akan mencabut nyawaku." | (22) Cara menyanjung-nyanjung pun, aku tidak tahu, dan seandainya aku melakukan itu, Allah akan segera menghukum aku. | (22) Aku tidak dapat memperlakukan seseorang lebih baik daripada orang lain. Jika aku melakukannya, Allah Penciptaku akan menghukum aku.” |
Ayub (Job) Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca atau klik disini untuk melihat daftar ayat setiap pasal): |
|
|