Terjemahan Baru 1974 |
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985
[아가페 쉬운 성경 1994] |
Versi Mudah Dibaca 2006
[English Amplified 2015] |
6:1-30 = Ayub kecewa terhadap sahabat-sahabatnya |
(1) Lalu Ayub menjawab: | (1) Lalu Ayub menjawab, "Andaikata duka nestapaku ditimbang beratnya, | (1) [Ayub Menjawab Elifas] Kemudian Ayub menjawab, “Aku ingin penderitaanku dapat ditimbang, dan semua kesusahanku dapat dimasukkan ke dalam timbangan, |
(2) Ah, hendaklah kiranya kekesalan hatiku ditimbang, dan kemalanganku ditaruh bersama-sama di atas neraca! | (2) (6:1) | (2) (6:1) |
(3) Maka beratnya akan melebihi pasir di laut; oleh sebab itu tergesa-gesalah perkataanku. | (3) pasti lebih berat daripada pasir samudra. Jadi, jangan heran jika kata-kataku kurang hati-hati serta terburu-buru. | (3) Kesedihanku dapat lebih berat daripada semua pasir di laut. Oleh sebab itu, perkataanku tampaknya bodoh. |
(4) Karena anak panah dari Yang Mahakuasa tertancap pada tubuhku, dan racunnya diisap oleh jiwaku; kedahsyatan Allah seperti pasukan melawan aku. | (4) Panah dari Yang Mahakuasa menembus tubuhku; racunnya menyebar ke seluruh jiwa ragaku. Kedahsyatan Allah sangat mengerikan, dan menyerang aku bagai pasukan lawan. | (4) Anak panah Allah Yang Mahakuasa ada padaku. Rohku merasakan racun dari anak panah-Nya. Senjata yang mengerikan dari Allah berbaris melawan aku. |
(5) Meringkikkah keledai liar di tempat rumput muda, atau melenguhkah lembu dekat makanannya? | (5) Keledai akan puas jika diberi rumput muda, begitu pula lembu jika diberi makanannya. | (5) Bahkan keledai liar tidak mengeluh bila memakan rumput. Dan lembuku tenang bila mempunyai makanan. |
(6) Dapatkah makanan tawar dimakan tanpa garam atau apakah putih telur ada rasanya? | (6) Tetapi makanan hambar, siapa suka? Mana boleh putih telur ada rasanya? | (6) Makanan tanpa garam rasanya tidak enak, dan putih telur tidak mempunyai rasa. |
(7) Aku tidak sudi menjamahnya, semuanya itu makanan yang memualkan bagiku. | (7) Tidak sudi aku menyentuhnya; muak aku jika memakannya. | (7) Aku tidak mau menyentuhnya; itu membuat aku sakit! |
(8) Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan! | (8) Mengapa Allah enggan mendengar doaku? Mengapa tak diperhatikan-Nya seruanku? | (8) Aku ingin dapat mempunyai apa yang kuminta. Aku ingin Allah dapat memberi kepadaku apa yang kuinginkan. |
(9) Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku! | (9) Kiranya Allah berkenan meremukkan aku! Kiranya Ia bertindak dan membunuh aku! | (9) Aku ingin Dia dapat menindas aku — maju dan bunuhlah aku! |
(10) Itulah yang masih merupakan hiburan bagiku, bahkan aku akan melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus. | (10) Bagiku hal itu akan merupakan hiburan; aku bakal menari di tengah penderitaan. Segala perintah Allah Yang Mahakudus, telah kutaati dan kuperhatikan terus. | (10) Kemudian aku dihibur oleh satu hal, bahkan melalui semua yang sakit itu, aku tidak pernah berhenti mematuhi Yang Mahakudus. |
(11) Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar? | (11) Apa kekuatanku sehingga aku masih ada? Apa harapanku untuk ingin hidup lebih lama? | (11) Kekuatanku lenyap, jadi aku tidak berpengharapan dalam hidup ini. Tidak ada lagi yang kunantikan, jadi mengapa harus aku sabar? |
(12) Apakah kekuatanku seperti kekuatan batu? Apakah tubuhku dari tembaga? | (12) Sekuat batukah badanku ini? Dari tembagakah tubuhku ini? | (12) Aku tidak kuat seperti batu. Tubuhku bukan terbuat dari tembaga. |
(13) Bukankah tidak ada lagi pertolongan bagiku, dan keselamatan jauh dari padaku? | (13) Habislah tenagaku mencari bantuan; bagiku tak ada lagi pertolongan. | (13) Aku tidak mempunyai kuasa menolong diriku sendiri sekarang karena semua keberhasilanku telah diambil dari aku. |
(14) Siapa menahan kasih sayang terhadap sesamanya, melalaikan takut akan Yang Mahakuasa. | (14) Dalam derita seperti ini, kudambakan sahabat sejati. Entah aku masih tetap setia atau sudah melalaikan Yang Mahakuasa. | (14) Sahabat seseorang harus setia kepadanya bila ia mempunyai kesusahan, bahkan jika ia berbalik dari Allah Yang Mahakuasa. |
(15) Saudara-saudaraku tidak dapat dipercaya seperti sungai, seperti dasar dari pada sungai yang mengalir lenyap, | (15) Tetapi kamu, hai kawan-kawan, tak dapat dipercaya dan diandalkan. Kamu seperti kali yang habis airnya, di kala hujan tak kunjung tiba. | (15) Hai sahabatku, aku tidak dapat bergantung padamu. Kamu seperti sungai yang berhenti mengalir pada musim kering, tetapi banjir pada musim hujan. |
(16) yang keruh karena air beku, yang di dalamnya salju menjadi cair, | (16) Kamu seperti sungai yang diam dan kaku, karena tertutup salju dan air beku. | (16) Pada musim dingin, itu ditahan oleh es dan salju yang cair. |
(17) yang surut pada musim kemarau, dan menjadi kering di tempatnya apabila kena panas; | (17) Segera bila tiba musim panas, salju dan es itu hilang tanpa bekas. Dasar sungai menjadi gersang, tidak berair dan kering kerontang. | (17) Apabila cuaca panas dan kering, air berhenti mengalir, dan sungai lenyap. |
(18) berkeluk-keluk jalan arusnya, mengalir ke padang tandus, lalu lenyap. | (18) Kafilah-kafilah sesat ketika mencari air; mereka mengembara dan mati di padang pasir. | (18) Pedagang mengikuti tikungan dan berputar-putar dan kemudian lenyap ke dalam padang gurun. |
(19) Kafilah dari Tema mengamat-amatinya dan rombongan dari Syeba mengharapkannya, | (19) Kafilah dari Syeba dan dari Tema mencari air itu dan mengharapkannya. | (19) Pedagang dari Tema mencari air. Rombongan dari Syeba memandang dengan penuh harapan. |
(20) tetapi mereka kecewa karena keyakinan mereka, mereka tertipu setibanya di sana. | (20) Tetapi harapan mereka sia-sia di tepi kali yang tiada airnya. | (20) Mereka yakin dapat menemukan air, tetapi mereka kecewa. |
(21) Demikianlah kamu sekarang bagiku, ketika melihat yang dahsyat, takutlah kamu. | (21) Seperti sungai itulah kamu, kawanku; kaumundur dan takut melihat deritaku. | (21) Sekarang kamu seperti sungai itu. Kamu melihat kesusahanku dan kamu takut. |
(22) Pernahkah aku berkata: Berilah aku sesuatu, atau: Berilah aku uang suap dari hartamu, | (22) Kenapa? Apakah kuminta sesuatu darimu? Atau menyuruhmu menyogok orang untuk kepentinganku? | (22) Apakah aku minta tolong kepadamu? Tidak! Namun, kamu bebas memberikan nasihatmu kepadaku. |
(23) atau: Luputkan aku dari tangan musuh, atau: Tebuslah aku dari tangan orang lalim? | (23) Apakah aku minta diselamatkan dan ditebus dari musuh yang tak berbelaskasihan? | (23) Tidak, dan aku tidak pernah mengatakan, ‘Selamatkan aku dari musuhku,’ atau ‘Selamatkan aku dari orang kejam.’ |
(24) Ajarilah aku, maka aku akan diam; dan tunjukkan kepadaku dalam hal apa aku tersesat. | (24) Nah, ajarilah aku, tunjukkanlah kesalahanku! Aku akan diam dan mendengarkan perkataanmu. | (24) Jadi, sekarang, ajarlah aku, dan aku akan diam. Tunjukkan kepadaku yang kukatakan salah. |
(25) Alangkah kokohnya kata-kata yang jujur! Tetapi apakah maksud celaan dari pihakmu itu? | (25) Kata-kata yang tulus menyejukkan hati, tetapi bicaramu kosong, tiada arti! | (25) Perkataan yang jujur berkuasa, tetapi penjelasanmu tidak membuktikan apa pun. |
(26) Apakah kamu bermaksud mencela perkataan? Apakah perkataan orang yang putus asa dianggap angin? | (26) Segala perkataanku kamu anggap angin saja; percuma kamu jawab aku yang sudah putus asa. | (26) Apakah kamu berencana mengkritik aku? Apakah kamu mengatakan kata-kata yang membosankan? |
(27) Bahkan atas anak yatim kamu membuang undi, dan sahabatmu kamu perlakukan sebagai barang dagangan. | (27) Bahkan anak yatim piatu kamu undikan nasibnya, teman karibmu kamu curangi untuk menjadi kaya. | (27) Apakah kamu seperti orang yang mempertaruhkan yatim piatu dan menjual sahabatmu sendiri? |
(28) Tetapi sekarang, berpalinglah kepadaku; aku tidak akan berdusta di hadapanmu. | (28) Coba, perhatikanlah aku; masakan aku ini berdusta kepadamu? | (28) Sekarang periksalah wajahku. Aku tidak berdusta kepadamu. |
(29) Berbaliklah, janganlah terjadi kecurangan, berbaliklah, aku pasti benar. | (29) Jangan bertindak tak adil, sadarlah! Jangan mencela aku, aku sungguh tak salah. | (29) Bertobatlah dan jangan tidak jujur. Pikirkan lagi karena aku tidak melakukan yang salah. |
(30) Apakah ada kecurangan pada lidahku? Apakah langit-langitku tidak dapat membeda-bedakan bencana?" | (30) Apakah pada sangkamu aku berdusta, tak bisa membedakan yang baik dan yang tercela? | (30) Aku tidak berdusta. Aku tahu yang benar atau salah.” |
Ayub (Job) Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca atau klik disini untuk melihat daftar ayat setiap pasal): |
|
|