Terjemahan Baru 1974 |
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985
[아가페 쉬운 성경 1994] |
English Amplified 2015
[Versi Mudah Dibaca 2006] |
1:1-11 = Segala sesuatu sia-sia |
(1) Inilah perkataan Pengkhotbah, anak Daud, raja di Yerusalem. | (1) Kata-kata dalam buku ini berasal dari Sang Pemikir, putra Daud, yang menggantikan Daud menjadi raja di Yerusalem. | (1) {The Futility of All Endeavors}The words of the Preacher, the son of David, king in Jerusalem. |
(2) Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia. | (2) Sang Pemikir berkata: Semuanya sia-sia dan tidak berguna! Hidup itu percuma, semuanya tak ada artinya. | (2) "Vanity of vanities," says the Preacher. "Vanity of vanities! All [that is done without God's guidance] is vanity [futile, meaningless—a wisp of smoke, a vapor that vanishes, merely chasing the wind]." |
(3) Apakah gunanya manusia berusaha dengan jerih payah di bawah matahari? | (3) Seumur hidup kita bekerja, memeras keringat. Tetapi, mana hasilnya yang dapat kita banggakan? | (3) What advantage does man have from all his work Which he does under the sun (while earthbound)? |
(4) Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada. | (4) Keturunan yang satu muncul dan keturunan yang lain lenyap, tetapi dunia tetap sama saja. | (4) One generation goes and another generation comes, But the earth remains forever. |
(5) Matahari terbit, matahari terbenam, lalu terburu-buru menuju tempat ia terbit kembali. | (5) Matahari masih terbit dan masih pula terbenam. Dengan letih ia kembali ke tempatnya semula, lalu terbit lagi. | (5) Also, the sun rises and the sun sets; And hurries to the place where it rises again. |
(6) Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. | (6) Angin bertiup ke selatan, lalu berhembus ke utara; ia berputar-putar, lalu kembali lagi. | (6) The wind blows toward the south, Then circles toward the north; The wind circles and swirls endlessly, And on its circular course the wind returns. |
(7) Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. | (7) Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tak kunjung penuh. Airnya kembali ke hulu sungai, lalu mulai mengalir lagi. | (7) All the rivers flow into the sea, Yet the sea is not full. To the place where the rivers flow, There they flow again. |
(8) Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat, telinga tidak puas mendengar. | (8) Segalanya membosankan dan kebosanan itu tidak terkatakan. Mata kita tidak kenyang-kenyang memandang; telinga kita tidak puas-puas mendengar. | (8) All things are wearisome and all words are frail; Man cannot express it. The eye is not satisfied with seeing, Nor is the ear filled with hearing. |
(9) Apa yang pernah ada akan ada lagi, dan apa yang pernah dibuat akan dibuat lagi; tak ada sesuatu yang baru di bawah matahari. | (9) Apa yang pernah terjadi, akan terjadi lagi. Apa yang pernah dilakukan, akan dilakukan lagi. Tidak ada sesuatu yang baru di dunia ini. | (9) That which has been is that which will be [again], And that which has been done is that which will be done again. So there is nothing new under the sun. |
(10) Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. | (10) Ada orang yang berkata, "Lihatlah, ini baru!" Tetapi, itu sudah ada sebelum kita lahir. | (10) Is there anything of which it can be said, "See this, it is new"? It has already existed for [the vast] ages [of time recorded or unrecorded] Which were before us. |
(11) Kenang-kenangan dari masa lampau tidak ada, dan dari masa depan yang masih akan datangpun tidak akan ada kenang-kenangan pada mereka yang hidup sesudahnya. | (11) Orang tak akan ingat kejadian di masa lalu. Begitu pun kejadian sekarang dan nanti, tidak akan dikenang oleh orang di masa mendatang. | (11) There is no remembrance of earlier things, Nor also of the later things that are to come; There will be for them no remembrance By generations who will come after them. |
1:12-18 = Pengejaran hikmat adalah sia-sia |
(12) Aku, Pengkhotbah, adalah raja atas Israel di Yerusalem. | (12) Aku, Sang Pemikir, memerintah di Yerusalem sebagai raja atas Israel. | (12) {The Futility of Wisdom}I, the Preacher, have been king over Israel in Jerusalem. |
(13) Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit. Itu pekerjaan yang menyusahkan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan diri. | (13) Aku bertekad untuk menyelidiki dan mempelajari dengan bijaksana segala yang terjadi di dunia ini. Nasib yang disediakan Allah bagi kita sungguh menyedihkan. | (13) And I set my mind to seek and explore by [man's] wisdom all [human activity] that has been done under heaven. It is a miserable business and a burdensome task which God has given the sons of men with which to be busy and distressed. |
(14) Aku telah melihat segala perbuatan yang dilakukan orang di bawah matahari, tetapi lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin. | (14) Aku telah melihat segala perbuatan orang di dunia ini. Percayalah, semuanya itu sia-sia, seperti usaha mengejar angin. | (14) I have seen all the works which have been done under the sun, and behold, all is vanity, a futile grasping and chasing after the wind. |
(15) Yang bongkok tak dapat diluruskan, dan yang tidak ada tak dapat dihitung. | (15) Yang bengkok tak dapat diluruskan, dan yang tak ada tak dapat dihitung. | (15) What is crooked cannot be straightened and what is defective and lacking cannot be counted. |
(16) Aku berkata dalam hati: "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, dan hatiku telah memperoleh banyak hikmat dan pengetahuan." | (16) Pikirku, "Aku ini telah menjadi orang penting dan arif, jauh lebih arif daripada semua orang yang memerintah di Yerusalem sebelum aku. Aku mengumpulkan banyak pengetahuan dan ilmu." | (16) I spoke with my heart, saying, "Behold, I have acquired great [human] wisdom and experience, more than all who were over Jerusalem before me; and my mind has observed a wealth of [moral] wisdom and [scientific] knowledge." |
(17) Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan. Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angin, | (17) Maka aku bertekad untuk mengetahui perbedaan antara pengetahuan dan kebodohan, antara kebijaksanaan dan kedunguan. Tetapi ternyata aku ini seperti mengejar angin saja. | (17) And I set my mind to know [practical] wisdom and to discern [the character of] madness and folly [in which men seem to find satisfaction]; I realized that this too is a futile grasping and chasing after the wind. |
(18) karena di dalam banyak hikmat ada banyak susah hati, dan siapa memperbanyak pengetahuan, memperbanyak kesedihan. | (18) Sebab semakin banyak hikmat kita, semakin banyak pula kecemasan kita. Semakin banyak pengetahuan kita, semakin banyak pula kesusahan kita. | (18) For in much [human] wisdom there is much displeasure and exasperation; increasing knowledge increases sorrow. |
Pengkhotbah (Ecclesiastes) Daftar Pasal (silahkan klik nomor pasal yang ingin di baca atau klik disini untuk melihat daftar ayat setiap pasal): |
|
|