www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
Pengkhotbah / Ecclesiastes / 전도서
123456
- 7 -
89101112
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
7:1-22 = Hikmat yang benar
(1) Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran.
(1) Nama harum lebih baik daripada minyak bernilai tinggi; dan hari kematian lebih baik daripada hari jadi.
(1) [Kumpulan Ajaran Hikmat] Lebih baik mempunyai nama yang baik daripada wewangian yang harum. Hari kematian lebih baik daripada hari kelahiran.
(2) Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.
(2) Lebih baik pergi ke rumah duka daripada ke tempat pesta. Sebab kita harus selalu mengenang bahwa maut menunggu setiap orang.
(2) Lebih baik pergi ke pemakaman daripada ke pesta karena setiap orang harus mati, dan setiap yang hidup perlu mengingatnya.
(3) Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega.
(3) Kesedihan lebih baik daripada tawa. Biar wajah murung, asal hati lega.
(3) Penderitaan lebih baik daripada tawa karena pada saat muka kita sedih, hati kita menjadi baik.
(4) Orang berhikmat senang berada di rumah duka, tetapi orang bodoh senang berada di rumah tempat bersukaria.
(4) Orang bodoh terus mengejar kesenangan; orang arif selalu memikirkan kematian.
(4) Orang bijak berpikir tentang kematian, tetapi orang bodoh berpikir hanya tentang waktu yang baik.
(5) Mendengar hardikan orang berhikmat lebih baik dari pada mendengar nyanyian orang bodoh.
(5) Lebih baik ditegur oleh orang yang berbudi, daripada dipuji oleh orang yang sukar mengerti.
(5) Lebih baik dikecam orang bijak daripada dipuji orang bodoh.
(6) Karena seperti bunyi duri terbakar di bawah kuali, demikian tertawa orang bodoh. Inipun sia-sia.
(6) Tawa orang bodoh tidak berarti, seperti bunyi duri dimakan api.
(6) Tawa orang bodoh sangat sia-sia sama seperti duri yang dibakar di bawah kuali. Duri sangat cepat terbakar sedangkan kuali tidak menjadi panas.
(7) Sungguh, pemerasan membodohkan orang berhikmat, dan uang suap merusakkan hati.
(7) Jika orang arif menipu, bodohlah tindakannya; jika orang menerima uang suap, rusaklah wataknya.
(7) Orang bijak pun akan melupakan hikmatnya jika mereka cukup dibayar seseorang. Uang akan membinasakan pengertiannya.
(8) Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.
(8) Lebih baik akhir suatu perkara daripada permulaannya; lebih baik bersabar daripada terlalu bangga.
(8) Lebih baik menyelesaikan sesuatu daripada memulainya. Lebih baik menjadi lembut dan sabar daripada menjadi bangga dan tidak sabar.
(9) Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh.
(9) Jangan buru-buru naik pitam; hanya orang bodoh menyimpan dendam.
(9) Jangan cepat marah karena amarah adalah kebodohan.
(10) Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu.
(10) Janganlah bertanya, "Mengapa zaman dulu lebih baik daripada zaman sekarang?" Hanya orang dungu yang bertanya begitu.
(10) Jangan mengatakan, “Hidup lebih baik pada ‘masa lampau yang baik.’ Apa yang terjadi?” Hikmat tidak membawa kita untuk menanyakannya.
(11) Hikmat adalah sama baiknya dengan warisan dan merupakan suatu keuntungan bagi orang-orang yang melihat matahari.
(11) Orang hidup seharusnya berhikmat; nilai hikmat sama dengan warisan;
(11) Hikmat lebih baik jika engkau juga mempunyai harta. Orang bijak akan mendapat lebih banyak kekayaan.
(12) Karena perlindungan hikmat adalah seperti perlindungan uang. Dan beruntunglah yang mengetahui bahwa hikmat memelihara hidup pemilik-pemiliknya.
(12) sama pula dengan uang pemberi rasa aman. Apalagi pengetahuan tentang hikmat! Siapa memilikinya akan selamat.
(12) Hikmat dan uang dapat melindungimu, tetapi pengetahuan yang diperoleh melalui hikmat jauh lebih baik — dapat menyelamatkan hidupmu.
(13) Perhatikanlah pekerjaan Allah! Siapakah dapat meluruskan apa yang telah dibengkokkan-Nya?
(13) Perhatikanlah pekerjaan Allah. Sebab siapa dapat meluruskan apa yang dibengkokkan Allah?
(13) Lihatlah apa yang telah dibuat Allah. Engkau tidak dapat merubah sesuatu, walaupun engkau menganggapnya salah.
(14) Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya.
(14) Jadi, bergembiralah jika engkau sedang mujur. Tetapi kalau engkau ditimpa bencana, jangan lupa bahwa Allah memberikan kedua-duanya. Kita tak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
(14) Apabila hidup itu baik, nikmatilah. Apabila hidup itu berat, ingat bahwa Allah memberikan waktu yang baik dan berat kepada kita. Dan tidak seorang pun tahu yang akan terjadi kemudian.
(15) Dalam hidupku yang sia-sia aku telah melihat segala hal ini: ada orang saleh yang binasa dalam kesalehannya, ada orang fasik yang hidup lama dalam kejahatannya.
(15) Hidupku tak ada gunanya, tetapi selama hidupku itu kulihat yang berikut ini: Ada kalanya orang yang baik binasa, walaupun dia saleh. Adakalanya orang yang jahat panjang umurnya, walaupun dia terus berdosa.
(15) [Manusia Tidak Dapat Benar-benar Baik] Dalam hidupku yang singkat, aku sudah melihat semuanya. Aku melihat orang baik mati semasih muda. Dan aku telah melihat orang jahat hidup lama.
(16) Janganlah terlalu saleh, janganlah perilakumu terlalu berhikmat; mengapa engkau akan membinasakan dirimu sendiri?
(16) Janganlah terlalu baik dan jangan pula terlalu bijaksana. Apa gunanya bunuh diri?
(16) Jadi, mengapa engkau membunuh dirimu sendiri? Jangan terlalu baik atau terlalu jahat, dan jangan terlalu bijak atau terlalu bodoh. Mengapa engkau harus mati sebelum waktunya?
(17) Janganlah terlalu fasik, janganlah bodoh! Mengapa engkau mau mati sebelum waktumu?
(17) Jangan juga terlalu jahat atau terlalu dungu. Untuk apa mati sebelum waktunya?
(17) (7:16)
(18) Adalah baik kalau engkau memegang yang satu, dan juga tidak melepaskan yang lain, karena orang yang takut akan Allah luput dari kedua-duanya.
(18) Hindarilah kedua-duanya tadi. Jika kita takut kepada Allah, pastilah kita berhasil baik.
(18) Cobalah sedikit begini dan sedikit begitu. Pengikut Allah pun akan melakukan beberapa hal yang baik dan beberapa hal yang jahat.
(19) Hikmat memberi kepada yang memilikinya lebih banyak kekuatan dari pada sepuluh penguasa dalam kota.
(19) Hikmat membuat pemiliknya lebih perkasa daripada sepuluh penguasa di sebuah kota.
(19) Tentu saja tidak seorang pun di bumi ini yang selalu berbuat baik dan tidak pernah berdosa, tetapi hikmat dapat membuat seseorang lebih kuat daripada 10 pemimpin dalam sebuah kota.
(20) Sesungguhnya, di bumi tidak ada orang yang saleh: yang berbuat baik dan tak pernah berbuat dosa!
(20) Di bumi ini tak ada orang yang sempurna; tak ada yang selalu berbuat baik dan tak pernah berdosa.
(20) (7:19)
(21) Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.
(21) Jangan suka mendengarkan omongan-omongan, siapa tahu kau sedang dikutuk seorang pelayan.
(21) Jangan dengarkan semua perkataan orang. Engkau mungkin mendengar pelayanmu sendiri mengatakan yang buruk tentang dirimu.
(22) Karena hatimu tahu bahwa engkau juga telah kerapkali mengutuki orang-orang lain.
(22) Engkau sendiri pun menyadari bahwa orang lain pernah juga kaukutuki.
(22) Dan engkau tahu engkau juga sering mengatakan yang buruk tentang orang lain.
7:23 - 8:1 = Pengejaran hikmat yang mengecewakan
(23) Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai hikmat. Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat," tetapi hikmat itu jauh dari padaku.
(23) Semua itu kuuji dengan hikmatku. Namun semakin kucari hikmat itu, semakin jauh ia daripadaku.
(23) Aku memakai hikmatku dan memikirkan tentang semua itu. Aku mau menjadi bijak, tetapi aku tidak dapat melakukannya.
(24) Apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat dalam, siapa yang dapat menemukannya?
(24) Siapa dapat menemukan arti hidup ini? Terlalu dalam untuk dapat dimengerti!
(24) Aku tidak mengerti mengapa terjadi seperti itu. Sangat sulit bagi seseorang untuk mengerti.
(25) Aku tujukan perhatianku untuk memahami, menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan, serta untuk mengetahui bahwa kefasikan itu kebodohan dan kebebalan itu kegilaan.
(25) Namun aku tekun belajar dan mencari pengetahuan, supaya mendapat hikmat dan jawaban atas segala pertanyaan. Aku mencoba mengerti bahwa dosa itu kebodohan, dan kejahatan adalah kenekatan.
(25) Aku telah mempelajari dan berusaha sangat keras untuk menemukan hikmat yang benar. Aku berusaha menemukan alasan untuk segala sesuatu. Aku telah mempelajari bahwa bodohlah menjadi jahat, dan gila untuk berlaku seperti orang bodoh.
(26) Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya.
(26) Aku mendapati bahwa wanita lebih pahit daripada maut. Cinta wanita seperti jala dan perangkap yang siap menangkap mangsanya. Pelukannya seperti belenggu yang mengikat erat. Orang yang melakukan kehendak Allah terhindar dari jeratnya, tapi orang berdosa pasti akan ditawannya.
(26) Aku juga menemukan bahwa beberapa perempuan berbahaya seperti jerat. Hati mereka seperti jaring, dan tangan mereka seperti rantai. Lebih buruk daripada kematian ditangkap oleh perempuan itu. Pengikut Allah harus menjauh dari mereka. Biarlah orang berdosa ditangkapnya.
(27) Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah: Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan,
(27) Lihat, kata Sang Pemikir: Semua itu kutemukan, ketika langkah demi langkah kucari jawaban.
(27) Guru mengatakan, “Aku menambahkan semuanya untuk melihat jawaban yang akan kutemukan. Aku masih mencari jawabannya, tetapi aku telah menemukan ini: Aku menemukan seorang laki-laki yang baik di antara 1.000 orang, namun belum kutemukan seorang perempuan pun yang baik.
(28) yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka.
(28) Masih juga aku mencari jawaban-jawaban lain, namun tidak berhasil. Di antara seribu orang, kudapati seorang laki-laki yang kuhormati. Tetapi di antara mereka tak ada wanita yang dapat kuhargai.
(28) (7:27)
(29) Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.
(29) Hanya inilah yang kudapat: Allah membuat kita sederhana dan biasa. Tetapi kita sendirilah yang membuat diri kita rumit dan berbelit-belit.
(29) Ada satu hal yang telah kupelajari: Allah menjadikan orang baik, tetapi orang menemukan banyak cara menjadi jahat.”
Pengkhotbah / Ecclesiastes / 전도서
123456
- 7 -
89101112