www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
Roma / Romans / 로마서
123
- 4 -
5678910111213141516
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
4:1-25 = Abraham dibenarkan karena iman
(1) Jadi apakah akan kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur jasmani kita?
(1) Kalau begitu, apakah yang dapat kita katakan tentang Abraham, nenek moyang bangsa kita? Bagaimanakah pengalamannya?
(1) [Teladan Abraham] Jadi, apakah yang dapat kita katakan tentang Abraham, bapa leluhur kita? Apa yang telah dipelajarinya tentang iman?
(2) Sebab jikalau Abraham dibenarkan karena perbuatannya, maka ia beroleh dasar untuk bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah.
(2) Kalau hal-hal yang dilakukannya menyebabkan Allah menerima dia sebagai orang yang menyenangkan hati Allah, maka ada juga alasan baginya untuk berbangga-bangga. Tetapi ia tidak dapat berbangga di hadapan Allah.
(2) Jika Abraham menjadi benar di hadapan Allah karena yang telah diperbuatnya, ia mempunyai alasan untuk bermegah, tetapi Abraham tidak bermegah di hadapan Allah.
(3) Sebab apakah dikatakan nas Kitab Suci? "Lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, dan Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran."
(3) Dalam Alkitab tertulis, "Abraham percaya kepada Allah, dan karena kepercayaannya ini ia diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati Allah."
(3) Kitab Suci mengatakan, “Abraham percaya kepada Allah dan Dia menerimanya. Hal itu yang membuat Abraham benar di hadapan Allah.”
(4) Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya.
(4) Orang yang bekerja, menerima gaji; dan gajinya tidak dianggap sebagai suatu pemberian, sebab itu adalah haknya.
(4) Jika orang bekerja, upahnya diberikan bukan sebagai hadiah, bahkan sebagai upah yang sepantasnya.
(5) Tetapi kalau ada orang yang tidak bekerja, namun percaya kepada Dia yang membenarkan orang durhaka, imannya diperhitungkan menjadi kebenaran.
(5) Tetapi ada orang yang tidak bergantung pada usahanya sendiri; ia mempercayakan dirinya kepada Allah yang menyatakan orang berdosa bebas dari kesalahan. Berdasarkan percayanya itulah Allah menerima orang itu sebagai orang yang menyenangkan hati Allah.
(5) Tetapi orang tidak dapat melakukan apa pun, yang membuatnya benar di hadapan Allah. Ia harus percaya kepada Allah. Kemudian Allah menerima imannya dan hal itu yang membuatnya benar di hadapan Allah. Bahkan Allahlah satu-satunya yang dapat membuat orang jahat menjadi benar di hadapan-Nya.
(6) Seperti juga Daud menyebut berbahagia orang yang dibenarkan Allah bukan berdasarkan perbuatannya:
(6) Begitulah pendapat Daud juga; itu sebabnya ia mengucapkan selamat berbahagia kepada orang yang oleh Allah sudah diterima sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya, tanpa Allah memperhatikan perbuatan-perbuatan orang itu. Daud berkata begini,
(6) Daud mengatakan hal yang sama. Daud mengatakan bahwa betapa bahagianya orang bila Allah tidak melihat yang telah dilakukannya, tetapi menerimanya sebagai orang yang baik:
(7) Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya, dan yang ditutupi dosa-dosanya;
(7) "Berbahagialah orang yang kesalahan-kesalahannya dimaafkan dan dosa-dosanya diampuni Allah!
(7) “Betapa bahagianya orang bila kesalahannya diampuni, dan bila dosa-dosanya ditutupi.
(8) berbahagialah manusia yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan kepadanya."
(8) Berbahagialah orang yang dosa-dosanya tidak dituntut oleh Tuhan!"
(8) Dan bila Tuhan menerimanya seperti orang yang tidak berdosa, betapa bahagianya orang itu.”
(9) Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat? Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.
(9) Apakah ucapan berbahagia ini ditujukan hanya kepada orang-orang yang menuruti peraturan sunat saja? Ataukah juga kepada orang-orang yang tidak menuruti peraturan sunat? Sudah kami sebut sebelumnya, bahwa Abraham diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya, karena Abraham percaya kepada Allah.
(9) Apakah kebahagiaan itu hanya untuk orang yang bersunat? Atau juga untuk orang yang tidak bersunat? Kami sudah mengatakan bahwa Allah menerima iman Abraham, dan iman membuatnya benar di hadapan Allah.
(10) Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.
(10) Nah, kapankah Allah menyatakan hal itu? Sebelum atau sesudah Abraham disunat? Memang sebelum ia disunat, bukan sesudahnya.
(10) Bagaimana hal itu bisa terjadi? Apakah Allah menerima Abraham sebelum atau sesudah ia disunat? Allah menerimanya sebelum disunat.
(11) Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat. Demikianlah ia dapat menjadi bapa semua orang percaya yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,
(11) Ia disunat kemudian, dan sunatnya itu hanya sebagai tanda bahwa Allah sudah menerimanya sebagai orang yang menyenangkan hati Allah, karena percaya kepada Allah. Ia diterima oleh Allah pada waktu ia masih belum mengikuti peraturan sunat. Dan Abraham menjadi bapak secara rohani bagi semua orang yang percaya kepada Allah, dan yang karenanya sudah diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya, walaupun mereka tidak mengikuti peraturan sunat.
(11) Abraham disunat untuk menunjukkan bahwa Allah menerimanya. Hal itu membuktikan bahwa ia benar di hadapan Allah melalui imannya sebelum ia disunat. Jadi, Abraham adalah bapa semua orang yang percaya, walaupun belum disunat. Mereka semua percaya dan diterima seperti orang yang benar di hadapan Allah.
(12) dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita, pada masa ia belum disunat.
(12) Abraham juga bapak rohani untuk orang-orang yang mengikuti peraturan sunat. Ia bapak rohani mereka bukan hanya karena mereka mengikuti peraturan sunat, tetapi juga karena mereka hidup dengan percaya kepada Allah, sama seperti Abraham pada waktu ia belum mengikuti peraturan sunat.
(12) Dan Abraham juga bapa dari orang yang sudah disunat, tetapi bukan sunat itu yang menjadikan Abraham bapa bagi mereka. Ia adalah bapa mereka jika hidup mereka sesuai dengan iman yang dimiliki bapa kita Abraham sebelum dia disunat.
(13) Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.
(13) Allah berjanji kepada Abraham dan keturunannya bahwa dunia ini akan menjadi milik Abraham. Allah berjanji begitu bukan karena Abraham taat kepada hukum agama Yahudi, tetapi karena ia percaya kepada Allah sehingga ia diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati-Nya.
(13) [Janji Allah Diterima Melalui Iman] Abraham dan keturunannya menerima janji bahwa mereka akan memiliki seluruh bumi, tetapi bukan karena Abraham taat pada hukum Taurat, sehingga ia menerima janji itu. Abraham menerima janji itu karena ia benar di hadapan Allah melalui imannya.
(14) Sebab jika mereka yang mengharapkannya dari hukum Taurat, menerima bagian yang dijanjikan Allah, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu.
(14) Sebab kalau hanya orang-orang yang taat kepada hukum-hukum agama Yahudi saja yang akan menerima apa yang dijanjikan oleh Allah, maka percaya kepada Allah tidak berguna sama sekali, dan janji Allah pun kosong belaka.
(14) Jika manusia dapat menerima yang dijanjikan Allah hanya karena taat pada hukum Taurat, iman menjadi sia-sia. Dan janji Allah kepada Abraham juga sia-sia
(15) Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
(15) Hukum agama Yahudi mendatangkan hukuman Allah. Tetapi kalau hukum tidak ada, maka pelanggaran pun tidak ada.
(15) sebab hukum Taurat hanya dapat menyebabkan kemarahan Allah, tetapi jika tidak ada hukum Taurat, tidak ada yang tidak dipatuhi.
(16) Karena itulah kebenaran berdasarkan iman supaya merupakan kasih karunia, sehingga janji itu berlaku bagi semua keturunan Abraham, bukan hanya bagi mereka yang hidup dari hukum Taurat, tetapi juga bagi mereka yang hidup dari iman Abraham. Sebab Abraham adalah bapa kita semua, --
(16) Jadi janji Allah itu berdasarkan percayanya orang kepada Allah. Itu menjadi suatu jaminan kepada semua keturunan Abraham bahwa janji itu diberikan kepada mereka sebagai suatu pemberian yang cuma-cuma dari Allah; bukan hanya kepada mereka yang taat kepada hukum agama Yahudi saja, tetapi juga kepada mereka yang percaya kepada Allah sama seperti Abraham percaya kepada-Nya. Sebab Abraham adalah bapak kita semua secara rohani.
(16) Jadi, manusia menerima janji Allah, karena mempunyai iman. Hal itu terjadi supaya janji itu merupakan suatu hadiah cuma-cuma. Jika janji itu hadiah cuma-cuma, semua keturunan Abraham dapat menerimanya. Janji itu bukan hanya untuk orang yang hidup di bawah hukum Musa. Janji itu juga untuk semua orang yang hidup berdasarkan iman seperti Abraham. Abraham adalah bapa kita.
(17) seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" --di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.
(17) Sebab Allah berkata begini kepada Abraham, "Aku sudah menjadikan engkau bapak untuk banyak bangsa." Demikianlah Allah memberikan janji itu kepada Abraham. Dan Abraham percaya kepada-Nya. Dialah Allah yang menghidupkan orang mati; Dialah juga Allah yang dengan berkata saja membuat apa yang tidak pernah ada menjadi ada.
(17) Seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, “Aku telah menjadikan engkau bapa dari banyak bangsa.” Itu benar di hadapan Allah. Abraham percaya kepada Allah, yaitu Allah yang memberi hidup kepada orang mati dan menjadikan sesuatu yang belum pernah ada.
(18) Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
(18) Abraham terus saja berharap dan percaya meskipun tidak ada harapan lagi. Karena itu ia menjadi bapak banyak bangsa. Seperti yang tertulis dalam Alkitab, "Keturunanmu akan menjadi banyak sekali."
(18) Pada waktu itu tidak ada pengharapan bagi Abraham untuk mempunyai anak, tetapi Abraham percaya kepada Allah dan terus berpengharapan. Hal itulah yang membuatnya menjadi bapa bagi banyak bangsa. Seperti yang dikatakan Allah kepadanya, “Engkau akan mempunyai banyak keturunan.”
(19) Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
(19) Abraham pada waktu itu tahu bahwa ia sudah tidak mungkin lagi mempunyai keturunan, sebab badannya sudah terlalu tua dan umurnya sudah hampir seratus tahun; lagipula Sara, istrinya itu, mandul. Namun iman Abraham tidak menjadi berkurang.
(19) Saat itu Abraham berumur hampir 100 tahun sehingga ia sudah terlalu tua untuk mempunyai anak. Lagi pula, Sarah tidak bisa lagi mempunyai anak, tetapi imannya kepada Allah tidak menjadi lemah.
(20) Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia memuliakan Allah,
(20) Ia tetap percaya dan tidak ragu-ragu akan janji Allah. Malah imannya menjadikan dia bertambah kuat, sehingga ia memuji-muji Allah.
(20) Abraham tidak pernah ragu bahwa Allah dapat melakukan yang telah dijanjikan-Nya. Abraham tidak pernah berhenti untuk percaya. Ia semakin bertumbuh dalam imannya dan dia memberikan pujian bagi Allah.
(21) dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.
(21) Ia percaya sekali bahwa Allah dapat melakukan apa yang sudah dijanjikan-Nya.
(21) Abraham merasa penuh keyakinan bahwa Allah mampu melakukan yang telah dijanjikan-Nya.
(22) Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
(22) Itu sebabnya Abraham diterima oleh Allah sebagai orang yang menyenangkan hati Allah.
(22) Jadi, “Allah menerima iman Abraham. Hal itulah yang membuat Abraham benar di hadapan Allah.”
(23) Kata-kata ini, yaitu "hal ini diperhitungkan kepadanya," tidak ditulis untuk Abraham saja,
(23) Perkataan "diterima sebagai orang yang menyenangkan hati Allah" tertulis bukan hanya untuk Abraham sendiri saja,
(23) Kata-kata, “Allah menerima iman Abraham” tidak hanya ditulis untuk Abraham.
(24) tetapi ditulis juga untuk kita; sebab kepada kitapun Allah memperhitungkannya, karena kita percaya kepada Dia, yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari antara orang mati,
(24) tetapi juga untuk kita. Kita juga akan diterima sebagai orang yang sudah menyenangkan hati Allah, karena kita percaya kepada Allah yang menghidupkan Yesus, Tuhan kita, dari kematian.
(24) Kata-kata itu juga ditulis untuk kita. Allah juga akan menerima kita karena kita percaya. Kita percaya kepada Allah yang membangkitkan Yesus, Tuhan kita dari kematian.
(25) yaitu Yesus, yang telah diserahkan karena pelanggaran kita dan dibangkitkan karena pembenaran kita.
(25) Yesus itu sudah diserahkan untuk dibunuh karena dosa-dosa kita; lalu Ia dihidupkan kembali oleh Allah untuk memungkinkan kita berbaik kembali dengan Allah.
(25) Yesus telah diserahkan untuk mati karena dosa kita dan telah dibangkitkan dari kematian untuk membuat kita benar di hadapan Allah.
Roma / Romans / 로마서
123
- 4 -
5678910111213141516