www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
1 Korintus / 1 Corinthians / 고린도전서
123
- 4 -
5678910111213141516
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
4:1-5 = Tuhan adalah satu-satunya hakim
(1) Demikianlah hendaknya orang memandang kami: sebagai hamba-hamba Kristus, yang kepadanya dipercayakan rahasia Allah.
(1) Anggaplah kami pelayan-pelayan Kristus, yang bertanggung jawab memberitakan rencana-rencana Allah yang belum diketahui dunia.
(1) [Para Rasul Kristus] Orang harus menganggap kami selaku hamba Kristus karena Allah telah mempercayakan rahasia kebenaran kepada kami.
(2) Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai.
(2) Yang pertama-tama dituntut dari pelayan yang demikian adalah bahwa ia setia kepada tuannya.
(2) Seorang yang dipercayakan atas sesuatu harus menunjukkan bahwa ia sungguh-sungguh dapat dipercayai.
(3) Bagiku sedikit sekali artinya entahkah aku dihakimi oleh kamu atau oleh suatu pengadilan manusia. Malahan diriku sendiripun tidak kuhakimi.
(3) Bagi saya, tidak menjadi soal apa yang kalian--atau siapa pun--juga pikirkan tentang diri saya. Malah apa yang saya sendiri pikirkan mengenai diri saya sendiri pun tidak menjadi soal.
(3) Aku tidak peduli meskipun kamu menghakimiku. Dan aku juga tidak peduli dengan pengadilan manusia. Bahkan aku tidak menghakimi diriku sendiri.
(4) Sebab memang aku tidak sadar akan sesuatu, tetapi bukan karena itulah aku dibenarkan. Dia, yang menghakimi aku, ialah Tuhan.
(4) Saya tidak merasa bersalah dalam hal apa pun juga, tetapi itu bukan bukti bahwa saya memang tidak bersalah. Tuhan sendirilah yang menentukan saya bersalah atau tidak.
(4) Sepanjang pengetahuanku, aku tidak melakukan kesalahan. Hal itu tidak membuktikan aku benar, Tuhanlah yang menghakimi aku.
(5) Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.
(5) Sebab itu, karena belum waktunya, janganlah kalian cepat-cepat menentukan bahwa seseorang bersalah atau tidak. Tunggulah sampai Tuhan datang nanti. Ialah yang akan membuka semua rahasia-rahasia yang tersembunyi dalam kegelapan. Ialah yang akan membongkar semua niat yang terpendam di dalam hati manusia. Pada waktu itu barulah setiap orang menerima dari Allah pujian yang patut diterimanya.
(5) Jadi, jangan menghakimi sebelum waktunya; tunggu sampai Tuhan datang. Ia akan menyatakan yang disembunyikan dalam kegelapan dan akan menyatakan tujuan rahasia hati manusia. Kemudian Allah memberikan pujian kepada orang yang seharusnya menerimanya.
4:6-21 = Rendahkanlah dirimu
(6) Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain.
(6) Saudara-saudara! Untuk kepentinganmu, saya sudah mengenakan semuanya itu kepada Apolos dan kepada diri saya sendiri. Maksudnya supaya dari contoh kami itu kalian dapat belajar apa arti ungkapan, "Berpeganglah pada peraturan yang ada." Dengan demikian tidak seorang pun dari kalian dapat membangga-banggakan seseorang, lalu menghina yang lain.
(6) Saudara-saudara, aku memakai Apolos dan diriku sendiri sebagai contoh untuk kamu dalam hal itu. Aku melakukannya supaya kamu dapat belajar arti kalimat ini dari kami, “Taatilah hanya yang tertulis dalam Kitab Suci.” Maka tidak ada di antara kamu yang menganggap, bahwa seseorang lebih baik dari orang lain.
(7) Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?
(7) Siapakah yang menjadikan Saudara lebih dari orang lain? Bukankah segala sesuatu Saudara terima dari Allah? Jadi, mengapa mau menyombongkan diri, seolah-olah apa yang ada pada Saudara itu bukan sesuatu yang diberi?
(7) Siapa yang mengatakan bahwa kamu lebih baik daripada yang lain? Semua yang kamu miliki adalah yang diberikan kepadamu. Jadi, jika semua yang kamu miliki adalah yang diberikan kepadamu, mengapa kamu harus bangga, seakan-akan kamu menerimanya dengan kuasamu sendiri?
(8) Kamu telah kenyang, kamu telah menjadi kaya, tanpa kami kamu telah menjadi raja. Ah, alangkah baiknya kalau benar demikian, bahwa kamu telah menjadi raja, sehingga kamipun turut menjadi raja dengan kamu.
(8) Memang kalian tidak memerlukan apa-apa lagi! Kalian sudah kaya! Kalian sudah menjadi raja! Dan kami tidak. Alangkah baiknya kalau kalian betul-betul sudah menjadi raja, supaya kami dapat memerintah bersamamu.
(8) Kamu menganggap bahwa kamu telah mempunyai segala kebutuhanmu, kamu telah kaya, kamu telah menjadi raja tanpa kami. Aku berharap bahwa kamu sungguh-sungguh telah menjadi raja, sehingga kami dapat bersama kamu menjadi raja.
(9) Sebab, menurut pendapatku, Allah memberikan kepada kami, para rasul, tempat yang paling rendah, sama seperti orang-orang yang telah dijatuhi hukuman mati, sebab kami telah menjadi tontonan bagi dunia, bagi malaikat-malaikat dan bagi manusia.
(9) Karena menurut pendapat saya, kami rasul-rasul, sudah dijadikan oleh Allah sebagai tontonan di depan manusia dan para malaikat. Kami seperti orang-orang hina yang dijatuhi hukuman mati di depan umum dan disorak-soraki oleh dunia.
(9) Tetapi menurut aku, Allah telah memberikan tempat yang terakhir kepadaku dan kepada rasul-rasul yang lain. Kami seperti orang yang dijatuhi hukuman mati. Kami seperti tontonan bagi seluruh dunia — bagi malaikat-malaikat dan manusia.
(10) Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina.
(10) Karena Kristus, kami adalah orang yang bodoh, dan kalian orang Kristen yang pandai! Kami lemah, kalian kuat! Kami dicela, dan kalian disanjung-sanjung!
(10) Kami bodoh demi Kristus, tetapi kamu menganggap, bahwa kamu orang berhikmat dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu menganggap, bahwa kamu kuat. Kamu dihormati orang, tetapi kami dihina.
(11) Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara,
(11) Sampai saat ini kami mengalami kelaparan dan kehausan; pakaian kami tinggal yang di badan saja; orang menyiksa kami; kami tidak punya tempat untuk menetap;
(11) Bahkan sampai saat ini kami tidak memiliki cukup makanan atau minuman, dan kami tidak mempunyai cukup pakaian. Kami sering dipukul dan tidak mempunyai rumah.
(12) kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar;
(12) kami membanting tulang untuk mencari nafkah. Apabila kami dikutuk, kami membalas dengan berkat; kalau kami dianiaya, kami sabar;
(12) Kami bekerja keras dengan tangan kami sendiri. Orang mengutuk kami, tetapi kami memberkatinya. Orang menganiaya kami, dan kami menerimanya.
(13) kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini.
(13) kalau orang memburuk-burukkan kami, kami membalas dengan kata-kata yang manis. Kami tidak lebih dari sampah dunia ini; sampai saat ini kami masih dianggap seperti kotoran bumi.
(13) Kami difitnah, tetapi kami mengatakan yang baik kepadanya. Pada saat ini kami masih diperlakukan seperti sampah dunia — sama seperti kotoran.
(14) Hal ini kutuliskan bukan untuk memalukan kamu, tetapi untuk menegor kamu sebagai anak-anakku yang kukasihi.
(14) Saya menulis ini kepadamu bukanlah untuk membuat kalian menjadi malu, tetapi untuk menasihati kalian seperti anak-anak saya sendiri.
(14) Aku tidak berusaha untuk mempermalukan kamu, tetapi aku menulis hal itu untuk menegur kamu selaku anakku terkasih.
(15) Sebab sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pendidik dalam Kristus, kamu tidak mempunyai banyak bapa. Karena akulah yang dalam Kristus Yesus telah menjadi bapamu oleh Injil yang kuberitakan kepadamu.
(15) Sebab sayalah yang menjadi bapak kalian, walaupun mungkin sebagai orang Kristen, kalian sudah punya sepuluh ribu guru. Di dalam hidupmu sebagai orang-orang yang bersatu dengan Kristus, saya yang menjadi bapak kepadamu, karena saya yang membawa Kabar Baik tentang Kristus kepadamu.
(15) Kamu boleh mempunyai 10.000 guru dalam Kristus, tetapi kamu tidak mempunyai banyak bapa. Melalui Kabar Baik aku telah menjadi bapamu dalam Kristus Yesus.
(16) Sebab itu aku menasihatkan kamu: turutilah teladanku!
(16) Sebab itu saya minta dengan sangat supaya kalian mengikuti contoh saya.
(16) Jadi, aku meminta kepadamu untuk menuruti teladanku.
(17) Justru itulah sebabnya aku mengirimkan kepadamu Timotius, yang adalah anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan. Ia akan memperingatkan kamu akan hidup yang kuturuti dalam Kristus Yesus, seperti yang kuajarkan di mana-mana dalam setiap jemaat.
(17) Untuk itu saya sudah mengutus Timotius kepadamu. Sebagai pengikut Kristus, ia sama seperti anak saya sendiri yang saya kasihi. Ia anak yang dapat dipercayai. Nanti ia akan mengingatkan kalian mengenai cara hidup yang saya ikuti sesudah percaya kepada Kristus, yaitu cara hidup yang saya ajarkan di setiap jemaat di mana pun juga.
(17) Sebab itulah, aku mengutus Timotius kepadamu. Dialah anakku yang terkasih dan yang setia dalam Tuhan. Dia akan mengingatkan kamu tentang cara hidup dalam Kristus Yesus, yang kuajarkan di setiap jemaat.
(18) Tetapi ada beberapa orang yang menjadi sombong, karena mereka menyangka, bahwa aku tidak akan datang lagi kepadamu.
(18) Beberapa orang dari antaramu sudah menjadi sombong, sebab mereka menyangka saya tidak akan datang padamu.
(18) Beberapa dari kamu sudah menjadi sombong dan mengira bahwa aku tidak akan mengunjungimu lagi.
(19) Tetapi aku akan segera datang kepadamu, kalau Tuhan menghendakinya. Maka aku akan tahu, bukan tentang perkataan orang-orang yang sombong itu, tetapi tentang kekuatan mereka.
(19) Tetapi kalau Tuhan mengizinkan saya akan datang juga kepadamu tidak lama lagi. Nanti pada waktu itu saya akan melihat juga apa yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang sombong itu; bukan hanya perkataan mereka saja.
(19) Aku akan datang kepadamu segera jika Tuhan menghendakinya. Lalu aku akan melihat yang dapat dilakukan orang sombong itu, bukan yang dapat dikatakannya.
(20) Sebab Kerajaan Allah bukan terdiri dari perkataan, tetapi dari kuasa.
(20) Karena kalau Allah memerintah hidup seseorang, hal itu dibuktikan oleh kekuatan hidup orang itu, bukan oleh kata-katanya.
(20) Aku ingin melihat itu sebab Kerajaan Allah bukanlah perkataan, melainkan kuasa.
(21) Apakah yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan hati yang lemah lembut?
(21) Jadi pilih saja apa yang kalian lebih sukai! Apakah kalian mau saya datang untuk mengajar kalian dengan keras atau saya datang mengajar dengan lemah lembut dan kasih sayang?
(21) Yang mana kamu inginkan: Aku datang kepadamu dengan cambuk, atau aku datang dengan kasih dan kelembutan?
1 Korintus / 1 Corinthians / 고린도전서
123
- 4 -
5678910111213141516