www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
1 Korintus / 1 Corinthians / 고린도전서
123456
- 7 -
8910111213141516
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
7:1-16 = Tentang perkawinan
(1) Dan sekarang tentang hal-hal yang kamu tuliskan kepadaku. Adalah baik bagi laki-laki, kalau ia tidak kawin,
(1) Sekarang saya mau bicara mengenai masalah yang kalian sebut dalam suratmu. Kalau seorang laki-laki tidak kawin, itu baik.
(1) [Tentang Pernikahan] Sekarang aku akan membicarakan hal yang telah kamu tulis kepadaku. Ya, baik, bila seorang laki-laki tidak menikah.
(2) tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap perempuan mempunyai suaminya sendiri.
(2) Tetapi supaya tidak tergoda untuk berbuat hal-hal yang tidak patut, lebih baik setiap orang laki-laki mempunyai istrinya sendiri dan setiap wanita mempunyai suaminya sendiri.
(2) Tetapi karena percabulan sangat berbahaya, haruslah setiap orang mempunyai istri. Dan setiap perempuan harus mempunyai suaminya sendiri.
(3) Hendaklah suami memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula isteri terhadap suaminya.
(3) Suami harus memenuhi kewajibannya sebagai suami terhadap istrinya, dan istri harus memenuhi kewajibannya sebagai istri terhadap suaminya; masing-masing memenuhi kewajibannya terhadap yang lain.
(3) Suami harus memenuhi kewajibannya terhadap istrinya, dan juga istri terhadap suaminya.
(4) Isteri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminya, demikian pula suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi isterinya.
(4) Istri tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri; yang berkuasa atas tubuhnya adalah suaminya. Begitu juga suami tidak berkuasa atas tubuhnya sendiri; yang berkuasa atas tubuhnya adalah istrinya.
(4) Istri tidak mempunyai kuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi suaminyalah yang berkuasa atas tubuhnya. Dan suami tidak mempunyai kuasa atas tubuhnya sendiri, tetapi istrinyalah yang berkuasa.
(5) Janganlah kamu saling menjauhi, kecuali dengan persetujuan bersama untuk sementara waktu, supaya kamu mendapat kesempatan untuk berdoa. Sesudah itu hendaklah kamu kembali hidup bersama-sama, supaya Iblis jangan menggodai kamu, karena kamu tidak tahan bertarak.
(5) Janganlah menjauhi satu sama lain secara suami istri. Boleh untuk sementara waktu, asal dua-duanya sama-sama sudah setuju. Dengan demikian masing-masing dapat berdoa dengan tidak terganggu. Tetapi kemudian, haruslah kalian kembali saling mendekati secara suami istri. Kalau tidak begitu, nanti kalian bisa menuruti bujukan roh jahat, karena kalian tidak kuat menahan nafsu.
(5) Jangan menolak untuk saling memberikan tubuhmu, kecuali untuk sementara waktu atas kesepakatan bersama. Maksudnya supaya kamu mempunyai waktu untuk berdoa, kemudian bersatu lagi. Hal itu perlu supaya setan tidak mencobai kamu bila kamu tidak dapat menahan hawa nafsumu.
(6) Hal ini kukatakan kepadamu sebagai kelonggaran, bukan sebagai perintah.
(6) Saya mengatakan ini bukan sebagai perintah, tetapi sebagai nasihat.
(6) Aku mengatakan itu untuk memberi izin kepadamu berpisah sementara waktu. Itu bukanlah perintah.
(7) Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu.
(7) Sebenarnya saya lebih suka kalau semua orang menjadi seperti saya. Tetapi masing-masing sudah menerima karunia yang khusus dari Allah. Seorang mempunyai karunia ini, yang lain mempunyai karunia itu.
(7) Aku ingin supaya setiap orang seperti aku, tetapi setiap orang menerima karunianya dari Allah. Ada orang yang menerima karunia ini, dan orang lain menerima karunia itu.
(8) Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku.
(8) Kepada orang-orang yang belum kawin dan kepada wanita-wanita yang sudah janda, inilah nasihat saya: Lebih baik Saudara tetap hidup sendiri seperti saya.
(8) Untuk orang yang tidak menikah dan para janda, aku menganjurkan: Baik bagi mereka tidak menikah seperti aku.
(9) Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.
(9) Tetapi kalau Saudara tidak dapat menahan nafsu, Saudara hendaknya kawin. Sebab lebih baik Saudara kawin daripada nafsu berahimu berkobar-kobar.
(9) Jika mereka tidak bisa menguasai dirinya, baiklah mereka menikah. Lebih baik menikah daripada terbakar oleh keinginan nafsunya.
(10) Kepada orang-orang yang telah kawin aku--tidak, bukan aku, tetapi Tuhan--perintahkan, supaya seorang isteri tidak boleh menceraikan suaminya.
(10) Terhadap mereka yang sudah kawin, inilah perintah saya: (Sebenarnya bukan saya yang memberi perintah ini, tetapi Tuhan.) Seorang wanita yang sudah kawin janganlah meninggalkan suaminya.
(10) Sekarang aku memberi perintah kepada orang yang menikah. Perintah itu bukan dari aku, tetapi dari Tuhan. Seorang istri tidak boleh meninggalkan suaminya.
(11) Dan jikalau ia bercerai, ia harus tetap hidup tanpa suami atau berdamai dengan suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan isterinya.
(11) Tetapi kalau ia sudah meninggalkannya, ia harus tetap tidak bersuami, atau kembali kepada suaminya. Dan seorang suami tidak boleh menceraikan istrinya.
(11) Jika seorang istri meninggalkan suaminya, ia tidak boleh menikah lagi. Atau ia harus kembali kepada suaminya. Juga suami tidak boleh menceraikan istrinya.
(12) Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.
(12) Kepada yang lain-lainnya, nasihat saya ialah: --ini nasihat saya sendiri, bukan Tuhan--kalau seorang Kristen beristrikan seorang wanita yang tidak percaya kepada Kristus, dan istrinya setuju untuk hidup bersama dengan dia, orang itu tidak boleh menceraikan istrinya.
(12) Aku yang mengatakan ini — bukan Tuhan — kepada semua orang lain: Seorang saudara seiman mungkin mempunyai istri yang belum percaya kepada Tuhan. Jika istri itu mau tinggal dengan dia, ia tidak boleh menceraikannya.
(13) Dan kalau ada seorang isteri bersuamikan seorang yang tidak beriman dan laki-laki itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah ia menceraikan laki-laki itu.
(13) Dan kalau seorang wanita Kristen bersuamikan seorang yang tidak percaya kepada Kristus, dan suaminya setuju untuk hidup bersama dengan dia, maka istri itu tidak boleh menceraikan suaminya.
(13) Seorang perempuan mungkin juga mempunyai seorang suami yang belum percaya kepada Tuhan. Jika suami itu mau tinggal dengan dia, istri itu tidak boleh menceraikannya.
(14) Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
(14) Sebab suami yang tidak percaya dilayakkan untuk menjadi anggota umat Allah karena perkawinannya dengan istri yang sudah menjadi milik Allah. Begitu juga istri yang tidak percaya dilayakkan untuk menjadi anggota umat Allah, karena perkawinannya dengan suami yang sudah menjadi milik Allah. Kalau tidak begitu, anak-anak mereka tentunya seperti anak-anak kafir, padahal anak-anak itu dianggap sebagai anggota umat Allah.
(14) Suami yang belum percaya akan dikuduskan oleh istri yang percaya. Dan istri yang belum percaya akan dikuduskan oleh suami yang sudah percaya. Jika hal itu tidak benar, anak-anakmu tidak bersih, tetapi sekarang mereka sudah kudus.
(15) Tetapi kalau orang yang tidak beriman itu mau bercerai, biarlah ia bercerai; dalam hal yang demikian saudara atau saudari tidak terikat. Tetapi Allah memanggil kamu untuk hidup dalam damai sejahtera.
(15) Tetapi kalau orang yang tidak percaya itu meninggalkan istrinya atau suaminya yang Kristen, jangan menahan dia. Dalam hal ini Saudari atau Saudara itu bebas, sebab Allah mau supaya Saudara hidup dengan rukun.
(15) Jika orang yang tidak percaya memutuskan untuk meninggalkanmu, biarkan ia pergi. Jika hal itu terjadi, saudara atau saudari seiman menjadi bebas. Allah memanggil kita untuk hidup dalam damai.
(16) Sebab bagaimanakah engkau mengetahui, hai isteri, apakah engkau tidak akan menyelamatkan suamimu? Atau bagaimanakah engkau mengetahui, hai suami, apakah engkau tidak akan menyelamatkan isterimu?
(16) Karena Saudara sebagai istri--yang sudah percaya kepada Tuhan--bagaimanakah Saudara bisa tahu dengan pasti bahwa Saudara tidak dapat menyelamatkan suamimu? Begitu juga Saudara sebagai suami Kristen, bagaimanakah Saudara bisa tahu dengan pasti bahwa Saudara tidak dapat menyelamatkan istrimu?
(16) Istri-istri, mungkin kamu akan menyelamatkan suamimu; dan kamu para suami, mungkin kamu akan menyelamatkan istrimu. Kamu tidak tahu sekarang yang akan terjadi kemudian.
7:17-40 = Hidup dalam keadaan seperti waktu dipanggil Allah
(17) Selanjutnya hendaklah tiap-tiap orang tetap hidup seperti yang telah ditentukan Tuhan baginya dan dalam keadaan seperti waktu ia dipanggil Allah. Inilah ketetapan yang kuberikan kepada semua jemaat.
(17) Hendaklah masing-masing mengatur kehidupannya menurut bimbingan Tuhan seperti yang sudah ditentukan oleh Allah baginya pada waktu Allah memanggilnya untuk percaya kepada-Nya. Itulah peraturan yang saya ajarkan di tiap-tiap jemaat.
(17) [Hiduplah Sebagaimana Kamu Dipanggil Allah] Setiap orang harus selalu hidup sesuai dengan cara-cara yang telah diberikan Tuhan — yaitu bagaimana kamu sewaktu dipanggil Allah. Inilah peraturan yang kubuat di semua jemaat.
(18) Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.
(18) Umpamanya, kalau seseorang sudah disunat pada waktu ia menerima panggilan Allah, maka janganlah orang itu berusaha menghapuskan tanda-tanda sunat itu. Begitu juga kalau seseorang belum disunat pada waktu ia menerima panggilan Allah, janganlah orang itu minta disunat.
(18) Jika seorang telah disunat pada waktu ia dipanggil, ia tidak perlu mengubah sunatnya. Jika seorang dipanggil pada waktu ia belum disunat, ia tidak perlu disunat.
(19) Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting. Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah.
(19) Sebab mengikuti peraturan sunat atau tidak mengikutinya, kedua-duanya sama-sama tidak berarti apa-apa. Yang penting ialah menuruti perintah-perintah Allah.
(19) Bersunat atau tidak disunat, itu tidak penting. Yang penting adalah mematuhi perintah-perintah Allah.
(20) Baiklah tiap-tiap orang tinggal dalam keadaan, seperti waktu ia dipanggil Allah.
(20) Hendaklah setiap orang tetap hidup dalam keadaan seperti ketika ia menerima panggilan Allah.
(20) Setiap orang harus tetap seperti ketika ia dipanggil Allah.
(21) Adakah engkau hamba waktu engkau dipanggil? Itu tidak apa-apa! Tetapi jikalau engkau mendapat kesempatan untuk dibebaskan, pergunakanlah kesempatan itu.
(21) Kalau pada waktu Saudara dipanggil, Saudara adalah seorang hamba, tidak usahlah Saudara susah-susah memikirkan hal itu. Tetapi kalau nanti Saudara mendapat kesempatan untuk menjadi bebas, pakailah kesempatan itu.
(21) Jika kamu seorang hamba, ketika Allah memanggilmu, janganlah hal itu mengganggumu, tetapi jika engkau dapat bebas, bebaslah.
(22) Sebab seorang hamba yang dipanggil oleh Tuhan dalam pelayanan-Nya, adalah orang bebas, milik Tuhan. Demikian pula orang bebas yang dipanggil Kristus, adalah hamba-Nya.
(22) Sebab seorang hamba yang sudah percaya kepada Tuhan, adalah orang Tuhan yang bebas. Dan seorang bebas yang sudah percaya kepada Tuhan, adalah hamba Kristus.
(22) Seorang menjadi bebas ketika Tuhan memanggilnya pada saat dia menjadi hamba dan menjadi milik Tuhan. Demikian juga orang yang bebas pada waktu Tuhan memanggilnya, sekarang dia menjadi hamba Kristus.
(23) Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.
(23) Allah sudah membeli Saudara dan sudah lunas membayarnya. Karena itu, janganlah Saudara menyerahkan diri untuk menjadi hamba manusia.
(23) Kamu sudah dibeli tunai. Jadi, janganlah menjadi hamba manusia.
(24) Saudara-saudara, hendaklah tiap-tiap orang tinggal di hadapan Allah dalam keadaan seperti pada waktu ia dipanggil.
(24) Jadi, Saudara-saudara, bagaimanapun keadaanmu pada waktu dipanggil, hendaklah Saudara tetap hidup seperti itu bersama dengan Allah.
(24) Saudara-saudara, dalam hidupmu yang baru bersama Allah, tetaplah hidupmu seperti ketika Allah memanggilmu.
(25) Sekarang tentang para gadis. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat yang diterimanya dari Allah.
(25) Sekarang mengenai orang-orang yang belum kawin. Mengenai hal itu, saya tidak menerima perintah apa-apa dari Tuhan. Namun sebagai orang yang karena rahmat Tuhan patut dipercayai, saya mau memberikan nasihat saya.
(25) [Pertanyaan tentang Pernikahan] Sekarang aku menulis tentang orang yang tidak menikah. Aku tidak mendapat perintah dari Tuhan tentang hal ini, tetapi aku menyampaikan pendapatku. Dan aku dapat dipercaya sebab Tuhan sudah menunjukkan rahmat kepadaku.
(26) Aku berpendapat, bahwa, mengingat waktu darurat sekarang, adalah baik bagi manusia untuk tetap dalam keadaannya.
(26) Mengingat segala kesusahan yang mengancam sekarang ini, saya rasa lebih baik kalau orang tetap menjalani hidup seperti keadaannya yang sekarang.
(26) Saat ini merupakan masa yang sukar. Jadi, aku pikir, lebih baik bagi kamu tetap seperti keadaanmu.
(27) Adakah engkau terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mengusahakan perceraian! Adakah engkau tidak terikat pada seorang perempuan? Janganlah engkau mencari seorang!
(27) Kalau Saudara sudah beristri janganlah berusaha lepas dari istri itu. Kalau Saudara belum beristri tidak usah mencari istri.
(27) Jika kamu mempunyai istri, jangan berusaha bebas dari dia. Jika kamu tidak menikah, jangan berusaha mencari istri.
(28) Tetapi, kalau engkau kawin, engkau tidak berdosa. Dan kalau seorang gadis kawin, ia tidak berbuat dosa. Tetapi orang-orang yang demikian akan ditimpa kesusahan badani dan aku mau menghindarkan kamu dari kesusahan itu.
(28) Tetapi kalau Saudara kawin, itu bukan dosa. Begitu juga kalau seorang gadis kawin, tidak berarti ia berdosa. Hanya, mereka yang kawin itu akan menghadapi banyak kesusahan. Dan saya ingin Saudara terhindar dari kesusahan-kesusahan itu.
(28) Jika kamu memutuskan untuk menikah, hal itu bukan dosa. Gadis yang belum pernah menikah, jika ia menikah bukanlah dosa, tetapi orang yang menikah akan mendapat masalah dalam hidup ini. Aku mau membebaskan kamu dari masalah itu.
(29) Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri;
(29) Maksud saya begini, Saudara-saudara: Kita tidak punya banyak waktu lagi. Mulai dari sekarang, setiap orang yang sudah beristri hendaklah hidup seolah-olah ia tidak beristri;
(29) Saudara-saudara, maksudku demikian: Kita tidak mempunyai banyak lagi waktu. Jadi, mulai sekarang orang yang mempunyai istri harus menggunakan waktunya untuk melayani Tuhan seperti mereka yang tidak mempunyai istri.
(30) dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli;
(30) orang yang menangis, hidup seolah-olah ia tidak bersedih hati; orang yang tertawa, seolah-olah ia tidak gembira; orang yang sudah membeli, seolah-olah ia tidak memiliki apa-apa;
(30) Orang yang bersedih harus hidup seolah-olah mereka tidak sedih. Orang yang berbahagia, harus hidup seperti orang yang tidak bahagia. Orang yang membeli barang-barang harus hidup seperti orang yang tidak punya apa-apa.
(31) pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.
(31) dan orang yang berkecimpung dalam hal-hal dunia, hendaklah hidup seolah-olah ia tidak disibuki oleh hal-hal itu. Sebab tidak lama lagi dunia ini, dalam keadaannya yang sekarang, akan lenyap!
(31) Orang yang biasa menggunakan barang-barang dari dunia ini harus hidup seolah-olah barang-barang itu tidak berguna baginya. Kamu harus hidup seperti itu karena dunia ini akan segera lenyap.
(32) Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.
(32) Saya ingin supaya Saudara bebas dari kesusahan. Orang yang tidak beristri akan memusatkan pikirannya pada hal-hal mengenai Tuhan, karena ia ingin menyenangkan Tuhan.
(32) Aku mau supaya kamu tidak khawatir. Orang yang tidak menikah akan sibuk dengan pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Dia berusaha untuk menyenangkan Tuhan.
(33) Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,
(33) Tetapi orang yang sudah beristri akan banyak memikirkan hal-hal dunia ini, sebab ia ingin menyenangkan hati istrinya;
(33) Orang yang menikah akan sibuk dengan hal-hal duniawi. Ia berusaha untuk menyenangkan istrinya.
(34) dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya.
(34) akibatnya perhatiannya terbagi-bagi. Seorang wanita yang tidak bersuami, atau seorang anak gadis, akan banyak memikirkan hal-hal mengenai Tuhan, sebab ia ingin supaya jiwa raganya menjadi milik Allah. Tetapi seorang wanita yang sudah bersuami, memusatkan pikirannya pada hal-hal dunia ini, sebab ia ingin menyenangkan hati suaminya.
(34) Ia harus memikirkan dua hal — menyenangkan istrinya dan menyenangkan Tuhan. Perempuan yang tidak menikah atau gadis yang tidak akan menikah, sibuk dengan pekerjaan Tuhan. Dia ingin memberikan dirinya sepenuhnya, baik tubuh maupun rohnya kepada Tuhan, tetapi perempuan yang menikah akan sibuk dengan hal-hal dunia ini untuk berusaha menyenangkan suaminya.
(35) Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
(35) Saya menulis semuanya itu untuk kebaikanmu sendiri, bukan dengan maksud melarang ini dan melarang itu. Yang saya ingini hanyalah supaya Saudara melakukan yang benar dan patut, dan supaya Saudara dapat memusatkan pikiranmu kepada Tuhan.
(35) Aku mengatakan hal itu untuk menolongmu. Aku tidak berusaha membatasimu, tetapi aku mau, supaya kamu melakukan yang patut. Dan aku mau supaya kamu memberikan seluruh hidupmu kepada Tuhan dengan tidak memberikan waktumu untuk yang lain.
(36) Tetapi jikalau seorang menyangka, bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, baiklah mereka kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.
(36) Kalau seseorang merasa tidak menjalankan yang sepatutnya terhadap tunangannya, kalau ia tidak dapat menahan nafsunya, dan ia merasa perlu kawin dengan gadis itu, biarlah ia melakukan apa yang dirasanya baik. Ia tidak berdosa, kalau mereka kawin.
(36) Seorang laki-laki mungkin berpikir bahwa ia tidak melakukan hal yang tepat terhadap tunangannya, dan jika gadis itu bertambah tua, dan dia sendiri merasa harus kawin, hendaklah ia melakukan yang diinginkannya. Ia tidak berdosa jika mereka kawin.
(37) Tetapi kalau ada seorang, yang tidak dipaksa untuk berbuat demikian, benar-benar yakin dalam hatinya dan benar-benar menguasai kemauannya, telah mengambil keputusan untuk tidak kawin dengan gadisnya, ia berbuat baik.
(37) Tetapi kalau seseorang sudah membuat keputusan di dalam hatinya untuk tidak kawin dengan tunangannya dan keputusannya itu tidak terpaksa, maka yang dilakukannya itu baik, asal ia kuat melakukannya.
(37) Laki-laki lain mungkin lebih yakin dengan pendapatnya bahwa pernikahan tidak perlu, ia bebas melakukan yang diinginkannya. Jika ia telah memutuskan dalam hatinya, untuk tidak mengawini gadisnya, ia juga melakukan yang benar.
(38) Jadi orang yang kawin dengan gadisnya berbuat baik, dan orang yang tidak kawin dengan gadisnya berbuat lebih baik.
(38) Tegasnya, orang yang kawin baik perbuatannya, dan orang yang tidak kawin lebih baik lagi perbuatannya.
(38) Jadi, orang yang mengawini tunangannya, akan melakukan yang benar. Dan orang yang tidak kawin jauh lebih baik lagi.
(39) Isteri terikat selama suaminya hidup. Kalau suaminya telah meninggal, ia bebas untuk kawin dengan siapa saja yang dikehendakinya, asal orang itu adalah seorang yang percaya.
(39) Seorang wanita yang sudah kawin terikat kepada suaminya hanya selama suaminya hidup. Kalau suaminya sudah meninggal, wanita itu bebas kawin lagi dengan orang yang disukainya; asal perkawinan itu perkawinan Kristen.
(39) Seorang perempuan terikat kepada suaminya selama suami itu hidup. Jika suaminya meninggal, perempuan itu bebas untuk menikah dengan laki-laki yang disukainya, tetapi ia harus menikah dalam Tuhan.
(40) Tetapi menurut pendapatku, ia lebih berbahagia, kalau ia tetap tinggal dalam keadaannya. Dan aku berpendapat, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.
(40) Namun ia akan lebih beruntung kalau tidak kawin lagi. Itu pendapat saya sendiri, tetapi saya rasa bahwa yang saya ucapkan itu adalah dengan kuasa Roh Allah.
(40) Perempuan itu akan lebih bahagia jika ia tidak menikah lagi. Ini adalah pendapatku, dan aku percaya, bahwa aku juga mempunyai Roh Allah.
1 Korintus / 1 Corinthians / 고린도전서
123456
- 7 -
8910111213141516