www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
Yakobus / James / 야고보서
- 1 -
2345
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
Versi Mudah Dibaca 2006

[English Amplified 2015]
1:1 = Salam
(1) Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan.
(1) Saudara-saudara umat Allah semuanya yang tersebar di seluruh dunia! Salam dari saya, Yakobus, hamba Allah dan hamba Tuhan Yesus Kristus.
(1) Dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada ke-12 suku umat Allah, yang tersebar di seluruh dunia: Salam buat kamu semua.
1:2-8 = Iman dan hikmat
(2) Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
(2) Saudara-saudara! Kalau kalian mengalami bermacam-macam cobaan, hendaklah kalian merasa beruntung.
(2) [Iman dan Hikmat] Saudara-saudaraku, kamu akan mendapat banyak pencobaan, tetapi setiap kali itu terjadi, kamu harus menganggap semuanya itu sukacita.
(3) sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
(3) Sebab kalian tahu, bahwa kalau kalian tetap percaya kepada Tuhan pada waktu mengalami cobaan, akibatnya ialah: kalian menjadi tabah.
(3) Kamu tahu bahwa setiap pencobaan akan menguji kepercayaanmu. Dan itu membuat kamu sabar.
(4) Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.
(4) Jagalah supaya ketabahan hatimu itu terus berkembang sampai kalian menjadi sungguh-sungguh sempurna serta tidak berkekurangan dalam hal apa pun.
(4) Dan kesabaran itu membuat pekerjaan sempurna, maka kamu akan menjadi dewasa dan lengkap, kamu menjadi sebagaimana yang dikehendaki Allah terhadap kamu.
(5) Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, --yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--,maka hal itu akan diberikan kepadanya.
(5) Kalau ada seorang di antaramu yang kurang bijaksana, hendaklah ia memintanya dari Allah, maka Allah akan memberikan kebijaksanaan kepadanya; sebab kepada setiap orang, Allah memberi dengan murah hati dan dengan perasaan belas kasihan.
(5) Apakah ada di antara kamu yang membutuhkan hikmat? Mintalah itu kepada Allah. Ia murah hati dan senang memberi kepada setiap orang. Ia akan memberi hikmat kepadamu.
(6) Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin.
(6) Tetapi orang yang meminta, harus percaya; ia tidak boleh ragu-ragu. Sebab orang yang ragu-ragu adalah seperti ombak di laut yang ditiup angin ke sana ke mari.
(6) Bila kamu meminta kepada Allah, kamu harus percaya, jangan bimbang kepada-Nya. Orang yang bimbang sama seperti gelombang laut yang ditiup angin ke sana kemari.
(7) Orang yang demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
(7) Orang yang seperti itu tidak tetap pikirannya; ia tidak bisa mengambil keputusan apa-apa dalam segala sesuatu yang dibuatnya. Karena itu, tidak usah juga ia mengharapkan untuk mendapat apa-apa dari Tuhan.
(7) Orang yang bimbang tidak mempunyai pendirian. Dia tidak dapat menentukan tentang sesuatu yang dilakukannya. Orang seperti itu janganlah berpikir bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan.
(8) Sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
(8) (1:7)
(8) (1:7)
1:9-11 = Keadaan rendah dan keadaan kaya
(9) Baiklah saudara yang berada dalam keadaan yang rendah bermegah karena kedudukannya yang tinggi,
(9) Orang Kristen yang miskin hendaklah merasa gembira kalau Allah meninggikannya.
(9) [Kekayaan yang Sebenarnya] Biarlah orang percaya yang miskin bersukacita sebab Allah menganggap mereka sangat penting.
(10) dan orang kaya karena kedudukannya yang rendah sebab ia akan lenyap seperti bunga rumput.
(10) Dan orang Kristen yang kaya hendaklah merasa gembira juga, kalau Allah merendahkannya. Sebab orang kaya akan lenyap seperti bunga rumput.
(10) Dan biarlah orang percaya yang kaya bersukacita apabila terjadi yang buruk, yang membuat mereka rendah hati, karena orang kaya pun akan segera mati sama seperti bunga rumput.
(11) Karena matahari terbit dengan panasnya yang terik dan melayukan rumput itu, sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah semaraknya. Demikian jugalah halnya dengan orang kaya; di tengah-tengah segala usahanya ia akan lenyap.
(11) Pada waktu matahari terbit dengan panasnya yang terik, maka rumput itu akan menjadi layu sehingga gugurlah bunganya dan hilanglah pula keindahannya. Begitulah juga dengan orang yang kaya; ia akan hancur pada waktu ia sedang menjalankan usahanya.
(11) Matahari makin tinggi dan panas lalu rumput itu menjadi kering dan bunganya berjatuhan. Keindahan bunga itu hilang. Demikian juga terjadi pada orang kaya. Mereka meninggal ketika mereka masih membuat perencanaan untuk usahanya.
1:12-18 = Pengujian dan pencobaan
(12) Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
(12) Berbahagialah orang yang tabah pada waktu ia mengalami cobaan. Sebab sesudah ia berhasil bertahan dalam cobaan itu, ia akan menerima upahnya, yaitu kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada orang-orang yang mengasihi Allah.
(12) [Pencobaan Bukan dari Allah] Berkat yang besar menjadi milik orang yang dicobai, namun tetap setia. Sesudah mereka melewati ujian iman, Allah akan memberikan hadiah hidup kekal kepadanya, yang telah dijanjikan-Nya kepada mereka yang mengasihi-Nya.
(13) Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun.
(13) Kalau seseorang tergoda oleh cobaan yang semacam itu, janganlah ia berkata, "Godaan ini datangnya dari Allah," sebab Allah tidak dapat tergoda oleh kejahatan, dan tidak juga menggoda seorang pun.
(13) Apabila ada orang yang dicobai, janganlah ia mengatakan, “Aku dicobai Allah.” Kejahatan tidak dapat mencobai Allah, dan Dia sendiri tidak mencobai siapa pun.
(14) Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.
(14) Tetapi orang tergoda kalau ia ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri yang jahat.
(14) Setiap orang dicobai oleh keinginan jahat dari dia sendiri. Keinginan jahat seperti itulah yang menariknya dan memegangnya.
(15) Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut.
(15) Kemudian, kalau keinginan yang jahat itu dituruti, maka lahirlah dosa; dan kalau dosa sudah matang, maka akibatnya ialah kematian.
(15) Keinginan itu menimbulkan dosa. Dosa itu makin lama makin besar lalu menyebabkan kematian.
(16) Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat!
(16) Janganlah kalian tertipu, Saudara-saudaraku yang tercinta!
(16) Saudara-saudaraku terkasih, jangan bodoh tentang hal itu.
(17) Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
(17) Setiap pemberian yang baik dan hadiah yang sempurna datangnya dari surga, diturunkan oleh Allah, Pencipta segala terang di langit. Ialah Allah yang tidak berubah, dan tidak pula menyebabkan kegelapan apa pun.
(17) Semua yang baik datang dari Allah. Dan setiap pemberian yang sempurna datang dari Dia. Pemberian yang baik itu turun dari Bapa yang menciptakan semua terang di langit, tetapi Ia tidak pernah berubah seperti terang itu. Ia tetap sama.
(18) Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
(18) Atas kemauan-Nya sendiri Ia menjadikan kita anak-anak-Nya melalui sabda-Nya yang benar. Ia melakukan itu supaya kita mendapat tempat yang utama di antara semua makhluk ciptaan-Nya.
(18) Ia telah menentukan untuk memberikan hidup kepada kita melalui firman kebenaran. Dia mau supaya kita menjadi yang terpenting di antara semua ciptaan-Nya.
1:19-27 = Pendengar atau pelaku firman
(19) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
(19) Perhatikanlah ini baik-baik, Saudara-saudara yang tercinta! Setiap orang harus cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara dan lambat untuk marah.
(19) [Mendengar dan Menaati] Saudara-saudara terkasih, biarlah kamu selalu lebih suka mendengar daripada berbicara. Jangan mudah marah.
(20) sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
(20) Orang yang marah tidak dapat melakukan yang baik, yang menyenangkan hati Allah.
(20) Pemarah tidak dapat menolong orang untuk hidup benar di hadapan Allah.
(21) Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(21) Sebab itu, buanglah setiap kebiasaan yang kotor dan jahat. Terimalah dengan rendah hati perkataan yang ditanam oleh Allah di dalam hatimu, sebab perkataan itu mempunyai kekuatan untuk menyelamatkan kalian.
(21) Jadi, buanglah semua yang jahat dan yang salah dari hidupmu. Rendahkanlah hatimu dan terimalah ajaran Allah, yang telah ditanam di dalam hatimu, yang dapat menyelamatkan kamu.
(22) Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
(22) Hendaklah kalian melakukan apa yang dikatakan oleh Allah, jangan hanya mendengarkan saja, sehingga dengan demikian kalian menipu diri sendiri.
(22) Lakukanlah selalu yang diajarkan-Nya. Jangan hanya mendengarkan dan tidak berbuat apa-apa sebab jika hanya duduk dan mendengarkan, kamu hanya menipu dirimu sendiri.
(23) Sebab jika seorang hanya mendengar firman saja dan tidak melakukannya, ia adalah seumpama seorang yang sedang mengamat-amati mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
(23) Orang yang mendengar perkataan Allah, tetapi tidak melakukannya adalah seperti orang yang sedang melihat mukanya yang sebenarnya di depan cermin.
(23) Jika kamu mendengarkan ajaran Allah, tetapi tidak melakukan apa-apa, kamu sama seperti orang yang melihat wajahnya di depan cermin.
(24) Baru saja ia memandang dirinya, ia sudah pergi atau ia segera lupa bagaimana rupanya.
(24) Sesudah ia memperhatikannya baik-baik, ia pun pergi dan langsung melupakan bagaimana rupa mukanya itu.
(24) Ia melihat dirinya sendiri, tetapi tidak melakukan sesuatu. Ia pergi dan segera ia lupa seperti apa dirinya.
(25) Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
(25) Hukum Allah sempurna dan mempunyai kekuatan untuk memerdekakan manusia. Dan orang yang menyelidiki dan memperhatikan baik-baik serta melakukan hukum-hukum itu, dan bukannya mendengar saja lalu melupakannya, orang itu akan diberkati Allah dalam setiap hal yang dilakukannya.
(25) Janganlah kamu berbuat demikian. Kamu harus hati-hati mempelajari hukum Taurat Allah yang sempurna, yang membuat orang bebas. Kamu harus terus mempelajarinya. Kamu harus mendengarkan ajaran-Nya dan jangan melupakan yang telah kamu dengar. Dan kamu harus menaatinya. Apabila kamu melakukan itu, kamu akan benar-benar berbahagia.
(26) Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
(26) Kalau ada seseorang yang merasa dirinya seorang yang patuh beragama, tetapi ia tidak menjaga lidahnya, maka ia menipu dirinya sendiri; ibadatnya tidak ada gunanya.
(26) [Cara Beribadat yang Benar] Jika kamu mengira, bahwa kamu beribadat kepada Allah, tetapi kamu mengatakan yang seharusnya tidak kamu katakan, kamu menipu diri sendiri. Ibadat seperti itu adalah kosong, tidak ada artinya.
(27) Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia.
(27) Ketaatan beragama yang murni dan sejati menurut pandangan Allah Bapa ialah: menolong anak-anak yatim piatu dan janda-janda yang menderita, dan menjaga diri sendiri supaya jangan dirusakkan oleh dunia ini.
(27) Ibadat yang diterima Allah ialah: mengurus anak yatim piatu atau para janda yang membutuhkan pertolongan, dan menjaga dirimu sendiri dari pengaruh dunia. Ibadat seperti itulah yang diterima Allah selaku ibadat yang murni dan baik.
Yakobus / James / 야고보서
- 1 -
2345