www.JESOES.com

Alkitab Online Kristiani Indonesia

Website ini berisi seluruh isi Alkitab dari Perjanjian Lama (39 kitab) hingga Perjanjian Baru (27 kitab) beserta perikop (TB), ada 5 buah terjemahan alkitab yaitu:

Untuk membaca Alkitab hanya dalam 1 bahasa terjemahan maka disarankan untuk mengklik salah satu bahasa terjemahan diatas karena lebih cepat loading hanya 1 Alkitab dan meringankan beban Internet anda, jika anda mau membaca beberapa bahasa terjemahan Alkitab sekaligus maka silahkan memakai menu dibawah ini.
Cari isi web dengan Google
(Search by Google)
Cari ayat ayat dalam Alkitab
(Search verses by keywords)
Alkitab (Bible)
Pilih Buku Pasal : Ayat
Choose Book Chapter : Verse
:
1 Yohanes / 1 John / 요한일서
12
- 3 -
45
Terjemahan Baru 1974
Bahasa Indonesia Sehari Hari 1985

[아가페 쉬운 성경 1994]
English Amplified 2015

[Versi Mudah Dibaca 2006]
(sambungan dari) 2:28 - 3:10 = Anak-anak Allah
(1) Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
(1) Lihatlah betapa Allah mengasihi kita, sehingga kita diakui sebagai anak-anak-Nya. Dan memang kita adalah anak-anak Allah. Itulah sebabnya dunia yang jahat ini tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Allah.
(1) {Children of God Love One Another}See what an incredible quality of love the Father has shown to us, that we would [be permitted to] be named and called and counted the children of God! And so we are! For this reason the world does not know us, because it did not know Him.
(2) Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
(2) Saudara-saudara yang tercinta! Kita sekarang adalah anak-anak Allah, tetapi keadaan kita nanti belum jelas. Namun kita tahu bahwa kalau Kristus datang, kita akan menjadi seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
(2) Beloved, we are [even here and] now children of God, and it is not yet made clear what we will be [after His coming]. We know that when He comes and is revealed, we will [as His children] be like Him, because we will see Him just as He is [in all His glory].
(3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
(3) Semua orang yang mempunyai harapan ini terhadap Kristus, menjaga dirinya supaya sungguh-sungguh suci, bersih dari dosa sebagaimana Kristus juga suci.
(3) And everyone who has this hope [confidently placed] in Him purifies himself, just as He is pure (holy, undefiled, guiltless).
(4) Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
(4) Orang yang berbuat dosa, melanggar hukum Allah; sebab dosa adalah pelanggaran terhadap hukum Allah.
(4) Everyone who practices sin also practices lawlessness; and sin is lawlessness [ignoring God's law by action or neglect or by tolerating wrongdoing—being unrestrained by His commands and His will].
(5) Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
(5) Kalian tahu bahwa Kristus datang untuk menghapuskan dosa-dosa manusia, dan bahwa tidak ada dosa dalam diri-Nya.
(5) You know that He appeared [in visible form as a man] in order to take away sins; and in Him there is [absolutely] no sin [for He has neither the sin nature nor has He committed sin or acts worthy of blame].
(6) Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
(6) Semua orang yang hidup bersatu dengan Kristus, tidak terus-menerus berbuat dosa. Orang yang terus-menerus berbuat dosa, tidak pernah melihat Kristus atau mengenal-Nya.
(6) No one who abides in Him [who remains united in fellowship with Him—deliberately, knowingly, and habitually] practices sin. No one who habitually sins has seen Him or known Him.
(7) Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
(7) Anak-anakku, jangan membiarkan siapapun juga menyesatkan kalian. Orang yang melakukan kehendak Allah adalah anak Allah sebagaimana Kristus adalah Anak Allah.
(7) Little children (believers, dear ones), do not let anyone lead you astray. The one who practices righteousness [the one who strives to live a consistently honorable life—in private as well as in public—and to conform to God's precepts] is righteous, just as He is righteous.
(8) barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
(8) Tetapi orang yang terus-menerus berbuat dosa adalah anak Iblis, sebab Iblis berdosa sejak semula. Untuk inilah Anak Allah datang, yaitu untuk menghancurkan pekerjaan Iblis.
(8) The one who practices sin [separating himself from God, and offending Him by acts of disobedience, indifference, or rebellion] is of the devil [and takes his inner character and moral values from him, not God]; for the devil has sinned and violated God's law from the beginning. The Son of God appeared for this purpose, to destroy the works of the devil.
(9) Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
(9) Orang yang sudah menjadi Anak Allah, tidak terus-menerus berbuat dosa, sebab sifat Allah sendiri ada padanya. Dan karena Allah itu Bapanya, maka ia tidak dapat terus-menerus berbuat dosa.
(9) No one who is born of God [deliberately, knowingly, and habitually] practices sin, because God's seed [His principle of life, the essence of His righteous character] remains [permanently] in him [who is born again—who is reborn from above—spiritually transformed, renewed, and set apart for His purpose]; and he [who is born again] cannot habitually [live a life characterized by] sin, because he is born of God and longs to please Him.
(10) Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
(10) Inilah bedanya antara anak-anak Allah dengan anak-anak Iblis: barangsiapa tidak melakukan kehendak Allah, atau tidak mengasihi saudaranya, ia bukan anak Allah.
(10) By this the children of God and the children of the devil are clearly identified: anyone who does not practice righteousness [who does not seek God's will in thought, action, and purpose] is not of God, nor is the one who does not [unselfishly] love his [believing] brother.
3:11-18 = Kasih terhadap saudara sebagai tanda hidup baru
(11) Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi;
(11) Sejak semula sudah disampaikan berita ini kepadamu: Kita harus mengasihi satu sama lain.
(11) For this is the message which you [believers] have heard from the beginning [of your relationship with Christ], that we should [unselfishly] love and seek the best for one another;
(12) bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.
(12) Janganlah kita seperti Kain, yang menjadi anak Iblis dan membunuh saudaranya sendiri. Apa sebab Kain membunuh saudaranya? Sebab hal-hal yang dilakukannya adalah salah, tetapi hal-hal yang dilakukan saudaranya adalah benar.
(12) and not be like Cain, who was of the evil one and murdered his brother [Abel]. And why did he murder him? Because Cain's deeds were evil, and his brother's were righteous.
(13) Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.
(13) Sebab itu, Saudara-saudaraku, janganlah heran kalau orang-orang dunia ini membenci kalian.
(13) Do not be surprised, believers, if the world hates you.
(14) Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.
(14) Kita tahu bahwa kita sudah keluar dari kematian, dan berpindah kepada hidup. Kita tahu itu, sebab kita mengasihi sesama saudara kita. Orang yang tidak mengasihi, berarti masih dikuasai oleh kematian.
(14) We know that we have passed out of death into Life, because we love the brothers and sisters. He who does not love remains in [spiritual] death.
(15) Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya.
(15) Orang yang membenci saudaranya adalah pembunuh, dan kalian tahu bahwa seorang pembunuh tidak mempunyai hidup sejati dan kekal.
(15) Everyone who hates (works against) his brother [in Christ] is [at heart] a murderer [by God's standards]; and you know that no murderer has eternal life abiding in him.
(16) Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.
(16) Dengan jalan inilah kita mengetahui cara mengasihi sesama: Kristus sudah menyerahkan hidup-Nya untuk kita. Sebab itu, kita juga harus menyerahkan hidup kita untuk saudara-saudara kita!
(16) By this we know [and have come to understand the depth and essence of His precious] love: that He [willingly] laid down His life for us [because He loved us]. And we ought to lay down our lives for the believers.
(17) Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
(17) Kalau seorang yang berkecukupan melihat saudaranya berkekurangan, tetapi tidak mau menolong saudaranya itu, bagaimana orang itu dapat mengatakan bahwa ia mengasihi Allah?
(17) But whoever has the world's goods (adequate resources), and sees his brother in need, but has no compassion for him, how does the love of God live in him?
(18) Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.
(18) Anak-anakku! Janganlah kita mengasihi hanya di mulut atau hanya dengan perkataan saja. Hendaklah kita mengasihi dengan kasih yang sejati, yang dibuktikan dengan perbuatan kita.
(18) Little children (believers, dear ones), let us not love [merely in theory] with word or with tongue [giving lip service to compassion], but in action and in truth [in practice and in sincerity, because practical acts of love are more than words].
3:19-24 = Keyakinan di hadapan Allah
(19) Demikianlah kita ketahui, bahwa kita berasal dari kebenaran. Demikian pula kita boleh menenangkan hati kita di hadapan Allah,
(19) Demikianlah caranya kita mengetahui bahwa kita tergolong anak-anak Allah yang benar, dan hati kita dapat tenang di hadapan Allah.
(19) By this we will know [without any doubt] that we are of the truth, and will assure our heart and quiet our conscience before Him
(20) sebab jika kita dituduh olehnya, Allah adalah lebih besar dari pada hati kita serta mengetahui segala sesuatu.
(20) Kita tahu, bahwa kalau kita disalahkan oleh hati kita, pengetahuan Allah lebih besar dari pengetahuan hati kita, dan bahwa Ia tahu segala-galanya.
(20) whenever our heart convicts us [in guilt]; for God is greater than our heart and He knows all things [nothing is hidden from Him because we are in His hands].
(21) Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah,
(21) Jadi, Saudara-saudaraku yang tercinta, kalau hati kita tidak menyalahkan kita, kita dapat menghadap Allah dengan keberanian.
(21) Beloved, if our heart does not convict us [of guilt], we have confidence [complete assurance and boldness] before God;
(22) dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.
(22) Dan apa yang kita minta daripada-Nya, kita mendapatnya, karena kita taat kepada perintah-perintah-Nya dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya.
(22) and we receive from Him whatever we ask because we [carefully and consistently] keep His commandments and do the things that are pleasing in His sight [habitually seeking to follow His plan for us].
(23) Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.
(23) Yang Ia perintahkan kepada kita ialah: Kita harus percaya kepada Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus, dan kita harus saling mengasihi, seperti yang sudah diperintahkan Kristus kepada kita.
(23) This is His commandment, that we believe [with personal faith and confident trust] in the name of His Son Jesus Christ, and [that we unselfishly] love and seek the best for one another, just as He commanded us.
(24) Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.
(24) Semua orang yang taat kepada perintah-perintah Allah, hidup bersatu dengan Allah, dan Allah bersatu dengan mereka. Dan kita tahu bahwa Allah hidup bersatu dengan kita, karena Ia sudah memberikan Roh-Nya kepada kita.
(24) The one who habitually keeps His commandments [obeying His word and following His precepts, abides and] remains in Him, and He in him. By this we know and have the proof that He [really] abides in us, by the Spirit whom He has given us [as a gift].
1 Yohanes / 1 John / 요한일서
12
- 3 -
45